Jakarta, MINA – Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu (31/3), mengadakan workshop dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Strategi Ekonomi Sirkular”.
Perbatasan dan pesisir menjadi kajian strategis terkait berbagai program peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di perbatasan dan pesisir.
Beberapa narasumber dihadirkan dalam workshop ini diantaranya yaitu Prof. Abdul Mu’ti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Guru Besar Kelautan dan Manajemen Kelautan-Institut Pertanian Bogor, sekarang penasehat Menteri KKP, Dr. Endang Rudiatin, M.Si ketua Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Dr. Sa’diyah El Adawiyah, MS sebagai moderator.
Dalam workshop ini Prof Rokhmin mengarahkan PSPP untuk lebih menggarap pemberdayaan masyarakat, dan ada beberapa elemen yang harus menjadi fokus pembinaan.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Elemen-elemen tersebut yakni bina lingkungan terdiri dari pemukiman sehat, bersih, indah, smart, dan produktif, Pengendalian pencemaran, konservasi, mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam.
“Kemudian bina manusia meliputi Peningkatan knowledge, skill, expertise, etos kerja, dan akhlak, DIKLATUH, pelayanan gizi, dan kesehatan,” kata Prof Rokhmin sebegaimana keterangan pers yang diterima MINA.
Bina Usaha meliputi peningkatan teknologi produksi, proses industri, dan pemasaran, manajemen bisnis, dan manajemen keuangan keluarga. Bina Sarpras meliputi infrastruktur, sarana, dan konektivitas.
Prof Rokhmin mengajak PSPP UMJ untuk menjadi pusat studi terkemuka di Indonesia dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat wilayah perbatasan dan pesisir secara adil dan berkelanjutan berbasis Riset.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
“Hal ini bisa dilakukan melalui misi merencanakan dan melaksanakan riset untuk menghasilkan invensi dan inovasi teknologi dan non-teknologi, karya ilmiah yang terpublikasi di jurnal ilmiah ternama di Indonesia maupun di level internasional dalam rangka pengembangan IPTEKS, dan meningkatkan IMTAQ para peneliti menurut agama masing-masing,” ujarnya.
Sementara Endang Rudiatin memaparkan berbagai aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat yang sudah dilaksanakan PSPP mulai dari daerah-daerah perbatasan Kalimantan Utara, Kalimantan Barat hingga masyarakat pesisir pantai Utara Jawa.
“PSPP juga menjelaskan temuan-temuan lapangan yang kemudian menjadi rekomendasi PSPP bagi pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wilayah perbatasan dan pesisir,” jelasnya.
Endnag juga mengatakan, fokus pemberdayaan masyarakat dengan mengolah sumber daya lokal sesuai dengan tradisi “kerjasama jaringan komunitas dan pembagian resiko” yang kemudian melanggengkan hubungan di antara mereka menurutnya menjadi kunci keberhasilan ekonomi sirkular yang sekarang menjadi agenda Bappenas.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
“Kepercayaan dan kesetiaan modal sosial bagi pemberdayaan masyarakat perbatasan dan pesisir,” imbuhnya.
Di sisi lain, Prof Abdul Mu’ti lebih menekankan pada pemberdayaan masyarakat yang diprogramkan PSPP hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi geografis, sosial dan budaya masyarakatnya.
“Bila lebih cenderung ke arah pariwisata jangan dipaksa untuk menghasilkan produk-produk olahan perikanan, sebab bisa jadi sulit dalam transportasi,” kata Mu’ti.
PSPP mendukung gerakan ekonomi sirkular, suatu pendekatan baru yang diperlukan saat ini untuk mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki prinsip 5R.
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
Prinsip 5R tersebut terdiri dari pengurangan pemakaian material mentah dari alam (reduce), optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse), penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle), proses perolehan kembali (recovery), atau dengan melakukan perbaikan (repair).
Konsep pemberdayaan masyarakat PSPP mengutamakan pengolahan potensi sumber daya lokal dengan mengintegrasikan keseimbangan dan pelestarian lingkungan.
PSPP merekomendasikan penggunaan energi terbarukan pada masyarakat pesisir dan perbatasan yang tidak saja lebih ramah lingkungan tetapi juga lebih hemat bagi produktivitas nelayan, petani dan semua produksi UMKM.
Workshop yang dilaksanakan secara tatap muka dan virtual ini mempunyai dua tuuan utama, pertama adalah hadirnya penelitian dan pengabdian kepada masayarakat, kajian-kajian kebijakan, Policybrief. Kedua menciptakan program-program pemberdayaan dan pendampingan masyarakat pesisir, menggali potensi lokal yang dapat di eksploitasi, menghasilkan atau membuat data base, terkait semua poin di atas.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
PSPP menargetkan penelitian di tiga daerah perbatasan dan sembilan daerah pesisir dengan memprioritaskan dua daerah binaan di perbatasan dan dua daerah binaan di pesisir, yaitu Sebatik-Nunukan, Entikong, Temajuk Sambas dan Nelayan Cirebon, Kalibaru, serta pulau Tidung di kepulauan Seribu.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama