Moskow, 15 Shafar 1438/15 November 2016 (MINA) – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump pada Senin (14/11) selama panggilan telepon pertama antara keduanya, menyepakati “kerja sama konstruktif” terkait perang di Suriah.
Pernyataan dari Kremlim dalam situsnya mengatakan, kedua pemimpin menyepakati upaya penyatuan dalam perang dengan jumlah musuh bersama, yaitu terorisme dan ekstremisme internasional. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Pernyataan itu juga menyebutkan, keduanya juga berjanji untuk meninjau kembali keadaan hubungan Rusia-AS yang sangat tidak memuaskan dan keduanya sama-sama memerlukan kerja sama aktif untuk menormalkan hubungan mereka.
Menurut Ketua Parlemen Rusia Vyacheslav Volodin, situasi mungkin akan segera melihat “perubahan radikal” dan ia menegaskan bahwa Putin dan Trump berbagi pandangan dalam berbagai hal.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Putin dan Trump memiliki banyak poin umum dan berbagi pandangan,” kata Volodin kepada NTV Channel.
Volodin justru menuding Obama sengaja “melecut ketegangan” karena memberikan kontribusi kepada tumbuhnya permusuhan antara kedua negara.
Sebelum kemenangannya dalam pemilihan orang nomor satu di AS, Trump mengatakan selama kampanyenya bahwa ia ingin menjadi teman Rusia dan bergabung dalam perang melawan Islamic State (ISIS/Daesh).(T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah