Doha, MINA – Qatar secara fantastis meningkatkan pembelanjaan militernya sejak 2015 dan kini menjadi pengimpor senjata terbesar ketiga di dunia.
Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), impor senjata Qatar meningkat 282% antara tahun 2012 hingga 2016.
Timur Tengah mendominasi impor peralatan dan layanan pertahanan global selama sepuluh tahun antara tahun 2007 hingga 2016, dengan Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab sebagai importir utama.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Qatar yang saat ini menghadapi blokade pimpinan Saudi, merupakan pengimpor terbesar ketiga di dunia selama periode tersebut, meski baru masuk sepuluh besar untuk pertama kalinya pada 2015, demikian Business Insider melaporkannya yang dikutip MINA, Jumat (11/8).
Qatar berada di peringkat keenam pada tahun 2015, setelah secara signifikan meningkatkan impor senjata dari Perancis (termasuk kontrak senilai $ 7,1 miliar untuk 24 pesawat Dassault Rafale), Amerika Serikat (termasuk membeli 24 helikopter AH-64 Apache dengan biaya $ 2,4 miliar) dan Italia (termasuk penjualan dari berbagai kapal perang dan rudal untuk Angkatan Laut Qatar).
Pieter Wezeman, peneliti senior di SIPRI dalam laporannya menjelaskan, meski harga minyak turun, negara-negara Teluk terus meminta lebih banyak senjata pada 2016, dan berusaha mendapatkan senjata untuk menangani konflik regional dan ketegangan yang tejadi.
“Meskipun harga minyaknya rendah, negara-negara di kawasan ini terus memesan lebih banyak senjata pada tahun 2016, menganggap senjata sebagai alat penting untuk mengatasi konflik dan ketegangan regional,” kata Wezeman.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Pada impor Qatar, SPIRI TIV mengukur transfer sumber daya militer, dengan mempertimbangkan variabel seperti biaya produksi, ukuran dan kinerja, bukan nilai transfer keuangan. Ini seharusnya tidak secara langsung dibandingkan dengan nilai finansial, namun menunjukkan tren dari waktu ke waktu.
Arab Saudi tetap menjadi pengimpor nomor satu di seluruh dunia, sementara Inggris, Amerika Serikat dan Perancis merupakan pemasok utama senjata ke Timur Tengah, serta eksportir global terkemuka.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir semua memutuskan hubungan diplomatik dengan dan menjatuhkan sanksi kepada Qatar pada Juni lalu, setelah menuduh negara tersebut mendukung terorisme.
Beberapa hari setelah dimulainya blokade dan usai dirinya menuduh negara tersebut mendukung terorisme, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengizinkan penjualan senjata senilai $ 12 miliar ke Qatar.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Amerika Serikat merupakan pemasok senjata terbanyak di dunia. Menurut data dari SIPRI, dari tahun 2011-2015, AS merupakan memasok sepertiga dari ekspor senjata global.
Enam dari delapan perusahaan industri pertahanan terbesar di dunia berbasis di AS.
Pada bulan Februari, SPIRI melaporkan lebih banyak senjata diperdagangkan antara tahun 2012 dan 2016 daripada selama periode lima tahun lainnya sejak tahun 1990. (T/R01/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)