New York, 20 Dzulhijjah 1437/22 September 2016 (MINA) – Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein dalam pidatonya pada Majelis Umum PBB di New York Selasa (20/9) waktu setempat, memperingatkan Barat soal Islamofobia dan teroris, adalah “penjahat” yang menodai atas nama Islam, dan keduanya dapat mengancam masa depan masyarakat.
“Ketika orang lain dipenuhi prasangka atau ketidaktahuan tentang apa itu Islam, lalu beberapa ‘penjahat’ berupaya untuk menyesatkan Muslim atas nama agama melalui ajaran palsu. Ini meletakkan masa depan masyarakat pada risiko,” katanya dalam sidang umum tahunan Majelis Umum PBB.
Abdullah menambahkan bahwa itu adalah penjahat Islam. Pembunuhan, penjarahan, eksploitasi anak-anak, penolakan kesetaraan perempuan, mereka menyalahgunakan Islam, laporan sumber MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dari UN News.
“Ketika mereka menganiaya minoritas, ketika mereka menyangkal kebebasan beragama, mereka telah menyalahgunakan Islam. Padahal Islam mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama dalam martabat. Tidak ada perbedaan antara bangsa-bangsa yang berbeda atau wilayah atau ras,” tegasnya.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Ia juga menyerukan perlunya sebuah pola pikir baru, kemitraan baru, dan reformasi metodologi, dan menekankan bahwa bagi umat Islam itu semua adalah perjuangan untuk masa depan dengan semua elemen.
Masyarakat internasional juga menghadapi persaingan untuk masa depan, karenanya perlu membuka jalur baru antara benua dan negara dalam berkomunikasi dan berbagi informasi.
“Ini adalah sebuah perang global,” katanya. “Fokusnya tidak harus berhenti pada Timur Tengah, tetapi jauh melampaui kawasan negara-negara lainny, seperti di Barat, Afrika Timur, Asia Tenggara, dan Balkan”.
Konflik Israel-Palestina
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein dalam pidatonya di PBB itu juga menyerukan solusi untuk konflik Israel-Palestina.
“Ketidakadilan telah menyebarkan lebih banyak buah pahit dari penolakan terhadap negara Palestina. Saya katakan, perdamaian adalah keputusan sadar. Israel harus merangkul perdamaian atau kalau tidak akhirnya akan tenggelam dalam lautan kebencian di wilayah kekacauan,” ujar Abdullah.
Amir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, dalam sessi sama juga mengecam Israel yang terus berusaha memaksakan rencana jangka panjangnya untuk membangun permukiman illegal di Tepi Barat dan Al-Quds.
“Ini telah berlangsung pendudukan dan diskriminasi rasial, serta mendirikan dua sistem hukum di bawah kedaulatannya, satu untuk penjajah dan yang lainnya bagi pemukim di bawah perlindungan pendudukan,” katanya.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
“Orang-orang Arab tidak dapat menerima segala jenis normalisasi hubungan dengan Israel, sebelum mencapai solusi yang adil untuk masalah Palestina,” tambahnya. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza