Religion Youth Festival: Perkumpulan Pemuda Lintas Agama Bahas Moderasi Agama Hingga Ekonomi Digital

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Sebagai respons terhadap isu-isu yang dibahas dalam forum R20 serta rangkaian kegiatan Hari Sumpah Pemuda, Merial Institute menyelenggarakan “Religion Youth Festival” (RFYF) Kamis-Jumar, 10-11 November 2022.

Dalam rilis yang diterima MINA, Jumat (11/11), acara ini bekerja sama dengan Muslimverse, OIC Youth Indonesia, Tim Satgas Masjid Agung Sunda Kelapa.

Kegiatan tersebut juga mendapatkan dukungan penuh dari Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

Dalam forum ini, para pemuda membahas lima domain, yaitu moderasi beragama, pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan digital.

Lima domain yang dibahas dalam forum ini dielaborasi oleh Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Kemenpora RI Amar Ahmad, yang membahas tentang pengarusutamaan moderasi beragama di kalangan pemuda melalui daring.

Ia memaparkan, pemuda hari ini tengah menghadapi berbagai tantangan dan merupakan kelompok yang paling rentan dalam menghadapi moderasi beragama.

“Salah satu strategi moderasi adalah dengan mengembangankan wawasan multicultural dan multireligius dengan mengintensifkan dialog diantar kalangan pemuda berbasis komunitas (community-based),” ujarnya.

Amar Ahmad menyampaikan kegiatan Religion Youth Festival sangat penting, terlebih karena mengakomodir pemuda dari latar belakang agama dan keyakinan yang beragam.

“Selain itu, terdapat Perpres no. 43 tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama dengan stakeholder terkait akan bersinergi untuk mendukung setiap kegiatan ,” imbuhnya.

Ia juga mengapresiasi Merial Institute yang konsisten mengawal perpres tersebut sejak awal dikeluarkannya Perpres 66 Tahun 2017.

Turut hadir sebagai panelis sesi pertama, Direktur Agama, Pendidikan, Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami, Komisaris Independen BSI & Direktur Eksekutif Merial Institute Arief Rosyid Hasan, CEO Green Network Asia Marlis Afridah, dan Vice President ICYF Tantan Taufiq Lubis.

Sebagai bentuk dukungan negara-negara di dunia terhadap RYF, beberapa kedutaan besar hadir menyampaikan sambutan, yaitu Atase Agama Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia Muhammad Naqzrul Azraf Bin Mohd Nazaruddin, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay, Duta Besar Pakistan Muhammad Hassan untuk Indonesia, dan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdallah.

Mewakili milenial di jajaran pemerintahan, Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar mendukung RYF dengan hadir sebagai Keynote Speaker sekaligus memimpin acara pembukaan dan Ikrar Pemuda Lintas Agama dan Keyakinan.

Sebagai coorganizer dan steering committee acara Religion Youth Festival, Astrid Nadya Rizqita, Presiden OIC Youth Indonesia menyampaikan dalam sambutan pembuka kegiatan ini adalah upaya dan sumbangsih partisipasi pemuda untuk turut meramaikan pasca momentum Religion 20 (R20).

Religion Youth Festival adalah wujud dari youth initiated activity, share decision with adults, sebab inisiator kegiatan ini adalah para pemuda sendiri, yang kemudian disambut baik oleh para senior dan pemangku kebijakan di pemerintahan.

Memperkuat elemen kebhinekaan, forum ini menghadirkan pula para pemimpin agama dan tokoh di Indonesia yang menyampaikan pidato inspirasi, yaitu Rektor UII Prof Dr Komarudin Hidayat, Direktur Riset Merial Institute Muhammad Fadil Hanafi, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta Romo Antonius Suyadi, Pr., Ketua MATAKIN DKI Jakarta Ws. Liem Lliliany Lontoh, Ketua Pasraman Rawamangun Nyoman Udayana Sangging, Anggota pengawas Permabudhi Suwito, Gembala Gereja Bethel Indonesia  Kapernaum Pdt. Andriyas Tuhenay.

Religion Youth Festival juga sebagai medium untuk menyoroti dua corak dominan dari karakter Indonesia, yaitu keragaman serta keagamaan yang bertumpu pada nilai-nilai keadilan, kesetaraan, yang berlandaskan pada konstitusi dan direpresentasikan dengan kehadiran perwakilan pemuda dari lintas enam agama yang menjadi panelis sesi kedua, Milenial Peduli Rumah Ibadah Alan Christian Singkali, Ketua Bidang OKK Gemabudhi Anes Dwi Prasetya, Ketua Umum PB HMI Raihan Ariatama, Aktivis Katolik Muda dan Praktisi Komunikasi Gracea Kumala, serta Sekretaris Jenderal Indonesia Tionghoa (INTI) Candra Jap.

Acara ini juga menghasilkan Ikrar Pemuda Lintas Agama dan Keyakinan Menjaga Persatuan dalam Keberagaman Guna Harmonisasi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, dan utamanya, menghasilkan rekomendasi kebijakan yang akan diserahkan kepada pemerintah terkait peran pemuda dalam moderasi beragama, pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan digital.

Dalam acara ini Prof .Dr Komarudin Hidayat selaku Rektor UIII memberikan inspiring speech yang bertema Making Religion part of the solution to World Problems. Prof Komarudin menyampaikan bahwa forum Religion Youth Fest harus menjadi solusi atas permasalahan umat beragama di dunia.

“Jadi, yang dibahas di forum R20 itu terkait keresahan para pemuka agama karena agam seolah-olah menjadi sumber permasalahan dunia itu harus kita ubah. Agama harus menjadi critical analysis atau problem solver dalam segala aspek kehidupan manusia di dunia.”

Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar dalam keynote speech-nya menyampaikan, DNA kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, keberagaman, keharmonisan serta cinta kasih itu adalah DNA bangsa kita.

Dalam hal ini khususnya, keberagaman antar pemuda. Melalui Perpres No 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan, Presiden memberikan perintah untuk memaksimalkan peran pemuda dalam pembangunan Indonesia dan memerintahkan semua program dan Lembaga untuk memastikan ada program pemuda.

“Salah satu founder merial Institute, Bang Arief Rosyid adalah sosok yang selalu mendorong task force pemuda dalam berbagai program dan inisiatif,” ujar Billy.

Direktur Eksekutif dari Merial Institute yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia Arief Rosyid Hasan menyampaikan, RYF bertujuan menjadi forum yang menengahi pemuda serta pemerintah dan wadah untuk mencari solusi masalah masalah pemuda kita, serta kompelenter R20.

“Selama ini terkadang para pemuda berjalan ke kiri dan pemerintah ke kanan. Pemerintah mempunyai program itu baik, tetapi tidak diteruskan oleh anak muda. Sebaliknya, anak muda terkadang memiliki aspirasi positif tapi tidak disambung oleh pemerinta. Oleh karena itu kita berupaya mencari titik tengah antara pemerintah dan pemuda. Tugas kita memikirkan anak-anak muda yang mungkin tidak memiliki privilege seperti kita”, ucap Arief.

Melengkapi rangkaian kegiatan, delegasi peserta RYF 2022 melakukan kunjungan ke lima rumah ibadah pada Jumat, 11 November 2022.

Hal ini sebagai upaya memaparkan hasil-hasil Dialog Lintas Iman di hari pertama kepada tokoh-tokoh agama.

Selain itu, kunjungan juga dimaksudkan sebagai upaya refleksi pemuda lintas iman dan napak tilas tentang kontribusi agama di Indonesia.

Kunjungan dimulai dari Masjid Agung Sunda Kelapa sebagai titik awal lahirnya komitmen pemuda lintas agama dalam menjadikan rumah ibadah sebagai tempat pemberdayaan dan peningkatan kualitas pemuda.

Selain itu, Masjid Agung Sunda Kelapa juga merupakan masjid percontohan dalam pengimplementasian sentra pemberdayaan pemuda berbasis rumah ibadah.(R/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)