REUTERS: MESIR PERPANJANG WAKTU PEMILU UNTUK AL-SISI

Seorang pria sedang memasukan  kertas suara disalah satu TPS di Kairo (Mostafa Elshem/AP)
Seorang pria sedang memasukan kertas suara disalah satu TPS di (Mostafa Elshem/AP)

Kairo, 29 Rajab 1435/28 Mei 2014 (MINA) – Pemilihan presiden diperpanjang satu hari  pada Selasa dalam upaya meningkatkan jumlah pemilih  yang rendah dibeberapa TPS yang dianggap akan mengancam kredibilitas kandidat  mantan Menhan , melaporkan.

Pemilih dalam pemilu 2012 yang dimenangkan Mursi  mencapai 52 persen, dimana Al-Sisi sebagai kandidat yang didukung militer harus mendapatkan angka lebih dari yang didapat Mursi agar bisa menjadi presiden sah Mesir mendatang, kata Hassan Nafaa, seorang profesor ilmu politik di Universitas Kairo.

Setelah Al-Sisi menyerukan partisipasi  lebih banyak pemilih, jumlah  warga  yang melakukan pemungutan suara menurun tajam tdi dalam negeri  dan luar negeri sebagai  bentuk ‘kemunduran” panglima yang  mengumumkan penggulingan pemimpin demokrasi pertama Mesir  Muhamad Mursi, tambah media itu sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dua hari suara awalnya karena untuk menyimpulkan pada hari Selasa pukul 10 malam (1900 GMT) tetapi telah diperpanjang sampai Rabu untuk memungkinkan “jumlah terbesar yang mungkin” untuk memilih, media pemerintah melaporkan.

Dua hari pemungutan suara semestinya selesai pada Selasa pukul  10 malam, namun diperpanjang  hingga Rabu (28/5)  untuk “lebih memperbanyak pemilih” yang mempergunakan hak suara mereka.

Abdul  Fattah Al-Sisi memiliki satu rival utama dalam pemilihan  2014 ini, Hamden Sabbahi dari partai sayap kiri yang juga sempat meraih posisi ketiga di putaran pemilu 2012 yang dimenangkan Muhamad Mursi.

“Saya  sempat akan memilih Al-Sisi karena dia akan menjadi presiden tetap, dan  karena saya berterima kasih kepadanya menurunkan Ikhwan dari kekuasaan, tapi sekarang  saya tidak akan pergi  (melakukan  pemungutan suara) karena saya merasa orang-orang tidak senang dengan kekacauan beberapa bulan terakhir yang terus menerus  (sejak kudeta terhada Mursi, red) dan  banyak yang tidak  suka pada Al-Sisi seperti yang saya pikir sebelumnya,” kata Hani Ali (27), warga Mesir yang bekerja di sektor swasta.

Pada Selasa yang seharusnya hari terakhir, TPS dibeberapa daerah di Kairo terlihat sepi, di lokasi lainnya hampir tidak terlihat orang di beberapa TPS.  Oleh karenanya pada Selasa malam pemerintah memperpanjang masa pemungutan suara.

Sementara itu, Kementerian kehakiman mengatakan warga Mesir yang tidak memilih akan dikenai denda. Pemerintah juga akan menggratiskan  ongkos kereta api dalam upaya untuk meningkatkan angka pemilih. Media lokal yang setia kepada pemerintah interim yang didukung militer mencaci masyarakat yang tidak mengambil hak suara mereka.

Seorang komentator TV terkemuka mengatakan di televisi, orang-orang yang tidak memilih adalah “pengkhianat, pengkhianat, pengkhianat”.

Universitas Al-Azhar, badan  otoritas Islam milik negara Mesir, mengatakan  tidak memberikan suara termasuk  bentuk “ketidakpatuhan terhadap bangsa”.  Sedang Paus Tawadros, kepala gereja Koptik Mesir, juga muncul di televisi pemerintah untuk mendesak para pemilih berangkat ke tempat pemungutan suara. (T/P03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

http://reuters.com/article/2014/05/27/us-egypt-election-idUSKBN0E70D720140527

 

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0