RIBUAN PENGUNGSI MYANMAR BUTUH BANTUAN

kondisi kamp rohingya

kondisi kamp rohingya
Kamp pengungsi (Potho: Dailystar)

Kachin, 17 Safar 1436/11 Desember 2014 (MINA) – Ribuan pengungsi di kamp-kamp pengungsian di bagian utara Negara Bagian Kachin menghadapi kekurangan makanan setelah pemerintah menghentikan pengiriman bantuan ke sana, ​​kata seorang juru bicara sebuah LSM.

“Pengiriman bantuan terbaru dijadwalkan tiba pada 27 Oktober, tapi ditunda lima atau enam kali,” kata Doi Pyi Sa, Ketua Komite Pengungsi Kachin (KRC), hari Selasa. “Kami akhirnya diberitahu pengiriman akan diizinkan pada 3 Desember, namun sampai hari ini tidak ada”.

Menurut Doi Pyi Sa, otoritas negara di Myitkyina tidak memberikan izin untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang akan diangkut ke kamp-kamp ​​yang secara rutin mendapatkan bantuan kemanusiaan dari UNHCR, WFP dan UNICEF itu, setiap bulannya.

“Sekarang makanan habis di kamp-kamp dan kita harus mencari cara untuk mendapatkan makanan dengan melakukan improvisasi,” kata Ketua KRC kepada Democratic Voice of Burma (DVB) dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pierre Peron, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Rangoon, mengatakan, sekitar setengah dari bantuan yang dialokasikan untuk kamp Pengungsi Internal [IDP] memerlukan persetujuan dari kedua pemerintah negara bagian dan Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO). Badan-badan internasional seperti PBB mengandalkan LSM lokal untuk menjamin pasokan agar sampai kepada mereka.

“Sekitar setengah dari 99.000 orang yang mengungsi akibat konflik di Kachin dan utara negara-negara Shan di wilayah di luar [] diawasi pemerintah, dan organisasi internasional hanya memiliki akses kemanusiaan terbatas sejak 2011,” katanya. “LSM lokal selalu menjadi perantara bantuan kemanusiaan di Kachin dan negara Shan.”

“Organisasi-organisasi internasional mendukung dan melengkapi kegiatan LSM lokal dengan memberikan bantuan dan dukungan teknis melalui konvoi lintas-garis. Konvoi ini sekarang dihapus melalui prosedur administrasi yang melibatkan otoritas Myanmar dan KIO, dan kami sedang menunggu finalisasi dari proses ini,” katanya.

Dia mengatakan terakhir kali bantuan sampai pada September 2014, namun bantuan terus diberikan oleh LSM lokal di daerah-daerah dengan dukungan dari organisasi-organisasi internasional,” kata Peron. “PBB bekerja sama dengan pihak berwenang dan LSM lokal untuk menemukan solusi guna memastikan bantuan sampai ke semua orang yang membutuhkan, baik di kamp-kamp atau masyarakat setempat.”

Aye Win, petugas informasi PBB di Rangoon mengatakan, para pengungsi – terutama anak-anak dan orang tua – juga membutuhkan pakaian hangat dan selimut karena musim dingin telah tiba.

“Saat musim dingin datang, harus  segera diberikan pakaian musim dingin serta makanan untuk para pengungsi,” katanya. “Kami sedang bernegosiasi dengan pemerintah negara bagian untuk mendapatkan lampu hijau agar bisa mengangkut pasokan.”

Banyak masyarakat Kachin dan Shan tinggal di gunung-gunung dan banyak kamp yang terletak di dataran tinggi. Suhu sering berada di bawah titik beku di musim dingin.

Namun, juru bicara pemerintah Negara Bagian Kachin Zaw Thein membantah pemerintah menghentikan konvoi bantuan. “Kami belum memblokir akses ke bantuan apapun. Kami biarkan mengalir selama pemerintah serikat menyetujuinya.”

Hampir 100.000 warga terpaksa keluar dari rumah mereka ke kamp-kamp pengungsian sejak gencatan senjata pecah antara pasukan pemerintah dan oposisi Kachin tiga tahun lalu. (T/p004/R01)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0