RINA WATI DAN KELUARGA BELUM BISA KELUAR GAZA

Rina Wati (paling kiri) dan suaminya (tengah) ditemani relawan MER-C Muhammad Husein (paling kanan) saat tiba di Imigrasi Gaza di Rafah, Selasa (26/8) Waktu Gaza. (Foto: MINA)
Rina Wati (paling kiri) dan suaminya (tengah) ditemani relawan Muhammad Husein (paling kanan) saat tiba di Imigrasi di Rafah, Selasa (26/8) Waktu Gaza. (Foto: MINA)

Gaza, 1 Dzulqa’idah 1435/27 Agustus 2014 (MINA) – Seorang WNI asal Cianjur, Jawa Barat yang terjebak di , Rina Wati binti Ruhendi Muman, hingga berita ini ditulis (Senin 27/8 pukul 14.00 WIB) masih belum bisa keluar dari wilayah terblokade itu untuk masuk ke Mesir, karena aktivitas keimigrasian sedang tutup.

Menurut Koresponden MINA di Gaza, Rina Wati dan suami serta dua anaknya sebetulnya sudah mendapatkan izin dari pihak Mesir untuk melintasi perbatasan Rafah pada Selasa (26/8) Waktu Gaza sebagaimana diberitahukan pihak KBRI Kairo Senin (25/8) malam, namun terjadi keterlambatan kedatangan staf KBRI Mesir karena situasi perjalanan yang tidak aman.

Rina Wati menikah dengan warga Gaza Ahmad Skaik pada 2008. Mereka sebelumnya tinggal di Arab Saudi. Namun karena ada beberapa kesulitan yang dihadapi, keduanya pindah ke rumah Ahmad di Gaza pada 28 Maret 2012 dan tinggal di sana.

Keluarga ini dikaruniai dua orang anak yakni  Yahya Skaik dan Yasin Skaik. Yasin dilahirkan dalam kondisi prematur dalam situasi perang yang dilancarkan ke Jalur Gaza sejak 7 Juli lalu.

Koresponden MINA menuturkan, Selasa pagi Waktu Gaza, Rina beserta keluarga diantar oleh relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bertolak menuju Rafah.

Perjalanan berjarak 40 kilometer dari Gaza menuju perbatasan Rafah tersebut cukup menegangkan, karena serangan-serangan Zionis Israel kala itu masih  berlanjut, yakni  sebelum kesepakatan genjatan senjata permanen disepakati bersama gerakan-gerakan Palestina Selasa malamnya.

“Sepanjang perjalanan tidak banyak kendaraan yang melintas bahkan bisa dibilang hanya kendaraan kami yang melintas,” lapor Koresponden MINA di Gaza.

Rina Wati dan keluarga tiba di Rafah sekitar pukul 08.30 pagi, segera diarahkan ke ruang keberangkatan imigrasi Rafah. Relawan MER-C mencoba mengontak tim penjemput dari KBRI, namun hingga sekitar tiga jam, tim KBRI belum bisa dihubungi.

Sementara situasi semakin genting karena suara serangan-serangan Israel masih terus terdengar di sekitar imigrasi Gaza di Rafah tidak jauh dari perbatasan Mesir. Pihak imigrasi Gaza meminta semua yang akan keluar Gaza untuk segera berangkat ke perbatasan Mesir, karena dikhawatirkan Israel akan membombardir ruangan imigrasi Palestina yang sehari sebelumnya telah dibom oleh penjajah Israel.

Tim KBRI pun belum bisa dikontak dan akhirnya Rina Wati dan keluarga segera diberangkatkan ke perbatasan Mesir. Sebelum berangkat ke perbatasan Mesir, terdapat kendala paspor karena anak kedua Rina Wati belum memiliki paspor dan masih bersama tim penjemput dari KBRI. Akhirnya karena situasi makin tidak menentu,  pihak imigrasi Gaza mengeluarkan surat keterangan untuk bayi berusia tiga pekan tersebut.

Namun, setelah tiba di perbatasan Mesir dan berusaha menembus pintu perbatasan Rafah, pihak Mesir ternyata menolak Rina Wati dan keluarga bersama 100 warga Gaza untuk memasuki Mesir karena alasan aktifitas keimigrasian sudah ditutup.

Menurut kabar terakhir, tim penjemput dari pihak KBRI Kairo baru bisa dihubungi sore hari dan baru tiba di perbatasan Rafah, Mesir, sekitar pukul 16.30 waktu setempat.

Menurut Staf KBRI Kairo, Joko Sumaryono, pihaknya mendapat kesulitan saat dalam perjalanan menuju Rafah karena faktor keamanan dan baru bisa tiba di Rafah setelah dikawal oleh militer Mesir.

“Namun, saat tiba di Rafah untuk mengeluarkan Rina Wati dan keluarganya serta menjemputnya, aktifitas perbatasan tutup sehingga pihak Mesir meminta harus datang kembali Rabu (27/8) pukul 9 waktu Gaza,” kata Sumaryono kepada Koresponden MINA.

Pihak KBRI Kairo dan Amman dibantu relawan  MER-C yang sedang membangun RS Indonesia di Jalur Gaza terus berusaha untuk membantu mengevakuasi seorang WNI dan keluarganya itu.

Relawan MER-C di Gaza menyatakan sudah siap untuk membantu evakuasi keluarga Rina Wati dan keluarga, juga menanggung seluruh biaya yang diperlukan, agar mereka bisa keluar Gaza dengan selamat sampai  tiba di kampung halamannya di Cianjur, Jawa Barat.

“Kami dari MER-C Insya Allah akan membantu keluarga ibu Rina untuk pemulangan dari Gaza ke Indonesia,” ujar ketua MER-C cabang Gaza, Muqarrabin Al-Fikri. (L/K01/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0