Jakarta, 23 Shafar 1435/26 Desember 2013 (MINA) – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza Palestina diperkirakan selesai Februari 2014, demikian dilaporkan Presidium Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) dr. Joserizal Jurnalis kepada Duta Besar Palestina Fariz N. Mehdawi.
Joserizal menjelaskan kepada MINA, Kamis (26/12) sore, dalam pertemuan perwakilan Mer-C dengan Mehdawi di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, dia melaporkan kemajuan pekerjaan pembangunan fisik RS Indonesia-Gaza sampai saat ini sudah sampai 90 persen.
Saat ini, RS Indonesia yang berlokasi di Bayt Lahiya, utara Jalur Gaza telah memasuki tahap kedua dari tiga tahap yang direncanakan, yakni pengerjaan arsitektur dan jaringan listrik.
Setelah pembangunan fisik tahap selanjutnya adalah pengadaan alat kesehatan (Alkes) dan interior rumah sakit. Berdasarkan perhitungan Tim Relawan, dana yang dibutuhkan untuk melengkapi RS Indonesia-Gaza sebagai sebuah RS Traumatologi dan Rehabilitasi mencapai Rp. 65 Milyar.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Untuk menggalang dana pengadaan Alkes, Mer-C menggalakkan kembali gerakan rakyat untuk RS Indonesia-Gaza, kali ini sebesar Rp 50 ribu per orang.
Lembaga kemanusiaan Mer-C sebagai inisiator pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza, berkapasitas 100 kamar tidur itu dalam pembangunannya bekerjasama dengan Ma’had Al-Fatah Indonesia yang telah mengirim 33 relawannya dengan keahlian khusus seperti insinyur sipil, kelistrikan, dan lain-lain, yang seluruhnya tidak dibayar (unpaid volunteers).
Dalam pertemuan itu, Dubes Palestina menyatakan keinginannya untuk menghadiri acara peresmian RS Indonesia-Gaza.
Pembangunan RS Indonesia ini juga dibantu pemerintah Palestina dengan lima ton semen dengan harga 550 sheikel per ton dari harga pasaran 2000 sheikel/ton.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Pembangunan fisik RS Indonesia mulai dikerjakan tanggal 14 Mei 2011, dibangun di atas luas tanah 16.261 m2, wakaf pemerintah Palestina di Gaza.
Lahan untuk RS Indonesia itu diserahterimakan Menteri Kesehatan Palestina Baseem Naem kepada Ketua Presidium Mer-C Joserizal Jurnalis sebagai pihak pembangun pada 23 Januri 2009.
Lokasi RS Indonesia-Gaza berada sekitar 2,5 km dengan perbatasan Israel, dan sering menjadi sasaran serangan Israel sering dipantau pesawat tempur tanpa awak (drone) Israel, namun pembangunan RS Indonesia terus berjalan.
Dr. Joserizal mengatakan, RS Indonesia di Jalur Gaza menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina di mana seluruh dananya berasal dari masyarakat Indonesia, yang sebagian besar kalangan menengah ke bawah, dari Sabang hingga Merauke. (L/P02/IR)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan