RS KING FAISAL SIAP LAYANI JAMAAH HAJI INDONESIA

(Dok. Kemenag)
(Dok. Kemenag)

, 13 Dzulqa’qah 1436/28 Agustus 2015 (MINA) – Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat mengatakan, jemaah haji asal tidak perlu khawatir bila menderita sakit selama menjalani proses ibadah haji di Tanah Suci, karena pemerintah sudah menyediakan rumah-rumah sakit yang bisa diakses secara gratis, khususnya RS King Faisal.

“Selain Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) menyediakan fasilitas klinik dan balai pengobatan, ternyata mereka juga mempersiapkan pelayanan terhadap (kesehatan) jemaah haji sangat baik sekali,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat usai mengunjungi RS King Faisal, di Makkah, Arab Saudi, Kamis (27/8).

Dalam kunjungannya itu, Arsyad didamping sejumlah tim kesehatan. Mereka melihat seluruh fasilitas rumah sakit yang jaraknya hanya sekitar lima menit dari Mina tersebut, demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Rumah Sakit (RS) King Faisal merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang menjadi rujukan untuk menangani anggota jemaah haji yang sakit. Selain RS King Faisal, pemerintah Arab Saudi menyiapkan RS King Abdul Aziz, RS Annur, RS Hera, dan RS Jiwa King Abdul Azis yang berlokasi di Hera.

RS King Faisal dilengkapi dengan fasilitas ruang rawat darurat, ruang perawatan intensif, ruang rawat inap, serta peralatan perawatan yang canggih dengan kondisi lorong dan kamar yang bersih dan terawat, nyaris tanpa debu. RS tersebut memiliki 300 tempat tidur untuk rawat inap dan didukung oleh 80 dokter dan sekitar 200 perawat.

“Bahkan RS King Faisal ini merupakan salah satu pusat rujukan bagi pasien yang terkena MERS-CoV,” kata Arsyad. Sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) tersebut menjadi ancaman jemaah haji saat ini, karena udara yang panas dan kondisi yang lelah menyebabkan jemaah mudah terjangkit virus corona tersebut.

Selain itu, kata dia, rumah sakit pemerintah Arab Saudi, termasuk RS King Faisal, menyediakan pelayanan kesehatan yang juga gratis untuk anggota jemaah yang menderita sakit dan membutuhkan operasi maupun cuci darah.

“Meskipun musim haji usai, bila ada anggota jemaah yang sakit, mereka tetap dapat dirawat sampai sembuh, bahkan ada yang sampai tiga bulan. Jadi keluarga mereka di Indonesia tidak perlu khawatir,” ujar Arsyad.

Sementara itu Direktur RS King Faisal Raef Ahmad Qutub mengatakan siap melayani jemaah dari Indonesia. “Bagi kami Indonesia lebih dari saudara. Di Indonesia banyak keturunan Arab seperti Alatas dan Asegaf,” katanya. (T/P011/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0