Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tampung 154 Korban Great Return March

Salah satu pasien RSI korban aksi Great Return March. (Foto: dok. MINA)

Gaza, MINA – Total korban luka di wilayah Jalur Gaza utara pada aksi Great Return March, Jumat (30/3), sebanyak 307 orang, 154 diantaranya dibawa ke Rumah Sakit Indonesia (RSI) untuk dirawat, 76 lainnya dilarikan ke rumah sakit swasta RS ‘Al Auda’, 9 dilarikan ke RS Bait Hanun,  25  ke RS Kamal Udwan, dan sisanya (43) di rawat di tenda perawat di lokasi aksi.

Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza dibangun oleh masyarakat Indonesia yang diinisiasi oleh lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)

Dari 154 korban luka yang dirawat di RSI, 145 di antaranya terluka oleh peluru tajam, 2 oleh peluru karet, sisanya oleh gas air mata. Sementara dari segi jenis kelamin, 145 korban luka adalah pria, 7 wanita, dan 39 anak anak, dan korban yang masuk ke ruang operasi di RSI mencapai 54 orang. Demikian laporan Koresponden Kantor Berita MINA di Gaza, Muhammad Hussein, Senin (2/3) malam.

Ia melaporkan, sejak Jum’at (30/3) pagi, ribuan warga Gaza mulai mendatangi perbatasan timur Gaza untuk melakukan aksi damai dalam rangka memperingati Hari Tanah Palestina yang ke-42 (Great Return March).

Sejatinya, aksi tersebut dimulai ba’da sholat Jum’at. Namun, ribuan warga sudah ada yang mendatangi perbatasan dalam rangka persiapan aksi dan sebagian meninjau.

Meskipun aksi belum dimulai, tapi tentara zionis Israel di perbatasan sudah mulai melepaskan tembakan ke para peserta. Alhasil satu orang syahid dan 150 lainnya terluka pada pagi itu.

Kemudian, setelah shalat Jum’at hingga ba’da ashar, jumlah peserta aksi membludak hingga di estimasi mencapai lebih dari 200 ribu warga. “Saat jumlah semakin membludak, militer zionis Israel semakin menjadi-jadi melakukan kebrutalannya dengan menembakan peluru tajam, peluru karet, dan bom gas air mata ke arah para peserta,” ungkap Husein.

Sebelum terjadinya aksi brutalIsrael pada Jum’at (30/3) lalu, memang semua RS di Gaza, termasuk RSI sudah memiliki kendala dan kekurangan, diantaranya kekurangan obat-obatan, tenaga medis, hingga bahan bakar listrik.

“Bahkan di hari pertama aksi terjadi, pihak RSI langsung melaporkan ke Kementrian Kesehatan  Palestina tentang kekurangan darah dan Kemenkes langsung mengadakan seruan kepada warga untuk berdonor darah. Alhamdulillah, pada akhirnya Allah memudahkan proses perawatan para korban luka di RSI,” lapor Husein.

Senin (2/4) pagi ini, Kemenkes Palestina mengumumkan syahidnya seorang pemuda bernama Faris Arreq akibat luka parah yang dideritanya saat aksi 30 Maret lalu.

“Dan hingga saat ini, ratusan warga Gaza masih melanjutkan aksi di berbagai titik di sepanjang garis perbatasan timur Gaza, demikian laporan MINA dari Gaza. (L/Husein/R09-P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.