RUMAH SAKIT UTAMA JALUR GAZA KRISIS PANGAN

Kondisi dapur di Rumah Sakit As-Syifa Gaza. (Foto: MINA)
Kondisi dapur di Rumah Sakit As-Syifa . (Foto: MINA)

Gaza, 18 Muharram 1436/11 November 2014 (MINA) – Rumah sakit As-Syifa yang merupakan rumah sakit utama di Jalur Gaza mengalami krisis pangan yang diperuntukan bagi para pasiennya.

“Memang saat ini kita sedang dilanda krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Abu Mus’ab Al-Jammal, Sekretaris Direktur Rumah Sakit As-Syifa membenarkan adanya berita tersebut kepada Tim koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Jalur Gaza di kantornya, Senin Waktu Gaza.

Tim Direksi Rumah Sakit As-Syifa beberapa hari yang lalu menyebarkan selebaran kepada beberapa organisasi asing yang isinya berupa seruan untuk membantu meringankan beban yang sedang dialami rumah sakit tersebut.

Rumah Sakit As-Syifa adalah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza juga rumah sakit pertama di bangun di Gaza pada tahun 1942, baru kali ini mengalami kondisi krisis yaitu sekitar 1200 orang pasien kekurangan makanan.

Al-Jammal juga mengatakan, pihak perusahan penyedia makanan yang selama ini menyediakan menu makanan harian untuk para pasien rumah sakit harus menghentikan suplainya.

Hal tersebut dikarenakan pihak rumah sakit tidak mampu membayar biaya pangan yang disepakati.

Mahmud Khatib, Kepala Perusahaan “Starko” yang menjadi penyedia suplai makanan di Rumah Sakit As-Syifa sejak awal 2014 mengatakan kepada MINA bahwa pihak pihak rumah sakit belum membayar mereka sejak tujuh bulan terakhir.

“Kami penyedia suplai makanan untuk para pasien Rumah Sakit As-Syifa sudah bekerja sama dengan pihak rumah sakit sejak awal 2014 ini, dan sejak tujuh bulan terakhir ini kami tidak dibayar oleh pihak rumah sakit karena tidak adanya bantuan dana dari pemerintah untuk rumah sakit,” ungkap Mahmud saat ditemui di ruang dapur oleh tim Koresponden MINA.

Untuk saat ini, Mahmud menambahkan perusahaanya telah memulai kembali menyediakan makanan tiap harinya karena beberapa hari yang lalu pemerintah Oman memberikan bantuan dana kepada Rumah Sakit As-Syifa.

Akan tetapi, lanjut Mahmud, bantuan yang diberikan oleh pemerintah Oman melalui Lembaga”Al-Falah” hanya bertahan selama dua pekan.

Ketika ditanyakan berapa dana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia suplai makanan dalam satu bulannya, Mahmud menjawab , sedikitnya 80.000 Dolar AS untuk satu bulan.(L/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0