Paris, 11 Rabi’ul Awwal 1435/13 Januari 2014 (MINA) – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Senin (13/1), Presiden Suriah Bashar al-Assad bersedia membuka akses bantuan ke daerah bencana di Suriah.
Pertemuan para diplomat di Paris itu, yang dihadiri oleh Lavrov dan mitranya dari Amerika Serikat Menteri Luar Negeri John Kerry, juga menyinggung “gencatan senjata” di kota-kota lokal seperti Aleppo, yang terus dilanda pertempuran.
Lavrov mengatakan kepada Kerry, pemerintah Assad juga bersiap untuk membuka daerah-daerah tertentu untuk akses kemanusiaan, termasuk daerah terkepung Ghouta Timur.
“Kami berbicara hari ini tentang kemungkinan untuk mencoba mendorong gencatan senjata. Mungkin gencatan senjata lokal di Aleppo,” kata Kerry dalam konferensi pers usai pertemuan .
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Lavrov menekankan pentingnya Iran terlibat dalam pembicaraan Jenewa II yang dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini.
Menurut Kerry, proses di Jenewa yang bertujuan mengakhiri krisis itu, akan sulit, tetapi itu harus dimulai segera.
Masalah yang dibahas dalam pertemuan antara Lavrov dan utusan khusus PBB Lakhdar Brahimi, juga termasuk adanya kemungkinan pertukaran tahanan antara kedua kelompok yang bertikai.
Pengamat politik Kamel Wazne mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Iran dan Arab Saudi harus duduk satu meja jika konflik itu ingin diakhiri.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Saat ini ada perang terbuka di Libanon, Suriah, dan Yaman. Dua kekuatan harus berdamai atau mereka pergi berperang,” kata Wazne.
Sekitar dua lusin negara berencana mengirim menteri luar negerinya untuk pertemuan 22 Januari di Montreux yang akan berlanjut di Jenewa 24 Januari di markas besar PBB, mempertemukan delegasi Assad dan kelompok oposisi Suriah. (T/P09/E1).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah