Rusuh Kazakhstan: 18 Aparat, Puluhan Pengunjuk Rasa Tewas, Rusia Kirim Pasukan

Ilustrasi: Pasukan terjun payung Rusia. (Euronews)

Almaty, MINA – Kekerasan baru meletus di kota terbesar Kazakhstan pada hari Kamis (6/1), ketika Rusia mengerahkan pasukan terjun payung untuk memadamkan pemberontakan di seluruh negeri, yang merupakan salah satu sekutu terdekat Moskow.

Polisi di kota utama Almaty mengatakan, mereka telah membunuh puluhan pengunjuk rasa. Pihak berwenang mengatakan, setidaknya 18 anggota pasukan keamanan tewas, termasuk dua ditemukan dipenggal. Lebih dari 2.000 orang telah ditangkap.

Kendaraan yang terbakar memenuhi jalan-jalan Almaty, beberapa gedung pemerintah hancur dan selongsong peluru berserakan di halaman kediaman presiden, yang diserbu dan dijarah oleh pengunjuk rasa pada hari Rabu.

“Saya tidak tahu orang-orang kami bisa begitu menakutkan,” kata Samal, seorang guru taman kanak-kanak berusia 29 tahun, Al Jazeera melaporkan.

Personel militer mendapatkan kembali kendali atas bandara utama yang sebelumnya direbut oleh pengunjuk rasa. Kamis malam terjadi bentrokan baru di alun-alun utama Almaty, yang diduduki secara bergantian oleh pasukan dan ratusan pengunjuk rasa sepanjang hari.

Pengerahan pasukan Rusia adalah pertaruhan oleh Kremlin bahwa kekuatan militer yang cepat dapat mengamankan kepentingannya di negara Asia Tengah yang memproduksi minyak dan uranium itu.

Itu adalah kekerasan terburuk sejak 30 tahun kemerdekaan Kazakhstan.

Laporan media lokal mengatakan pasukan keamanan telah membersihkan demonstran dari alun-alun dan gedung-gedung penting pemerintah lainnya, tetapi ada juga laporan tembakan di tempat lain di kota.

Internet ditutup di seluruh negeri, sehingga tidak mungkin untuk mengukur tingkat kerusuhan. Namun kekerasan itu belum pernah terjadi sebelumnya di negara yang diperintah dengan tegas sejak zaman Soviet oleh pemimpin Nursultan Nazarbayev, yang masih memegang kendali meskipun mengundurkan diri tiga tahun lalu sebagai presiden.

Penerus Nazarbayev, Presiden Kassym-Jomart Tokayev memanggil pasukan Rusia sebagai bagian dari aliansi militer yang dipimpin Moskow dari negara-negara bekas Soviet, untuk memerangi apa yang mereka sebut “kelompok teroris” yang dilatih asing.

Moskow mengatakan, akan berkonsultasi dengan Kazakhstan dan sekutunya tentang langkah-langkah untuk mendukung “operasi kontra-teroris” Kazakh. Moskow mengulangi pernyataan Tokayev bahwa pemberontakan itu diilhami oleh asing. Namun, baik Kazakhstan maupun Rusia tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut.

Pemerintah Moskow tidak mengungkapkan berapa banyak pasukan yang dikirim atau peran apa yang mereka mainkan, dan tidak mungkin untuk menentukan sejauh mana Rusia mungkin terlibat dalam kerusuhan Kamis. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.