SAATNYA MENGALAHKAN YAHUDI (HANCURNYA KEZALIMAN, TEGAKNYA KEBENARAN)

Uray-Helwan

Janji Kemenangan Akan Tiba

Kemenangan Mu’minin yang Allah janjikan, seiring dengan kehancuran (wa’dul akhiroh). Jadi ketika tanda-tanda untuk wujudnya wa’dul akhiroh bagi Yahudi sudah semakin terlihat, berarti pula kemenangan itu kian dekat. Perihal wa’dul akhiroh  ini telah dikemukakan sebelumnya, sebagaimana yang termuat dalam dua ayat surah Al-Isra, 7 dan 104. Selengkapnya ayat tersebut berbunyi:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

 

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua (wa’dul akhiroh), (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isra: 7)

وَقُلْنَا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ اسْكُنُوا الْأَرْضَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا

 Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: “Diamlah di negeri ini, maka apabila datang hukuman bagi (kejahatan) yang kedua (wa’dul akhiroh), niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu ).” (QS. Al-Isra: 104)

Ayat ke-7 (yang merupakan satu paket dengan ayat lainnya di awal surah Al-Isra, 1-8) bicara tentang tawaran peluang kebaikan kepada Bani Israil. Mereka bisa saja berbuat baik. Bertaubat kepada Allah dengan menghentikan segala tindak kerusakan di muka bumi yang selalu mereka kerjakan itu dan mengimani kebenaran . Mereka sangat mungkin untuk melakukan itu, karena informasi tentang pembuktian Islam sebagai agama yang haq dan Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai Rasulullah akhir zaman ada dalam genggaman mereka. Saat ini kebenaran Islam sudah tidak mungkin ditutup-tutupi. Kebenaran Al-Quran sebagai kitab Allah sudah tidak mungkin dipungkiri, tidak ada celah sedikitpun untuk meragukannya. Serta kemuliaan Nabi akhir zaman pun mau tidak mau, suka tidak suka, harus  mereka terima, jika tidak ingin terlihat bodoh.

Pendek kata mereka sudah tidak punya hujjah dihadapan Allah untuk memungkiri itu semua, sehingga dikatakan kepada mereka: marilah berbuat baik, hentikan segala keburukan, kembalilah kepada Allah, agar kebaikan yang kalian lakukan itu akan kembali kepada kalian. Namun jika masih juga bertahan berbuat buruk, maka keburukan itupun akan kembali kepada kalian.

Terkait hal ini, Ibnu Katsir menafsirkan ayat ke 7 ini dengan menukil ayat 46 surah Fushshilat:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya. (QS. Fushilat: 7)

Namun ternyata mereka melanjutkan keburukan yang telah turun temurun dilakukan. Berusaha memadamkan cahaya Allah (membuat fitnah terhadap Islam), dan menjadi pelopor kerusakan di muka bumi (seperti berbagai makar konspirasi internasional), serta yang paling penting, mereka bergerak sistematis untuk menghancurkan Masjid AlAqsha dan akan menggantikannya dengan Kuil Ketiga.  Dengan demikian berarti mereka harus bersiap-siap untuk menerima hukuman kejahatan tersebut, yakni: “..dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua (wa’dul akhiroh), (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai….”.

Kapan waktu wa’dul akhiroh itu? Yakni ketika mereka telah Allah datangkan ke Yerusalem,  berkumpul dan bercampur baur di sana. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam ayat 104 di atas. Dan itu berarti saat ini, karena fenomena mereka berkumpul dan bercampur baur serta kembali ke Yerusalem hanya saat ini terjadi, setelah mereka menunggu ribuan tahun, berkelana di seluruh pelosok dunia.

Ketika itu Allah akan bangkitkan musuh-musuh Bani Israil yang mereka akan memasuki sebagaimana mereka telah memasukinya pertama kali, mereka akan menyuramkan wajah orang-orang Bani Israil dan membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai.

Rasululullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga menyatakan bahwa peperangan akan terjadi antara kaum Muslimin melawan orang-orang Yahudi. Mereka bersembunyi dari kejaran kaum Muslimin, namun tidak ada lagi tempat mereka untuk sembunyi karena semuanya akan mengabarkan keberadaan mereka, kecuali sebuah pohon yakni pohon Gharqad. ” lengkapnya hadits tersebut berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Artinya: Dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi dibelakangku, kemarilah, bunuhlah dia, ‘ kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi’.” (HR. Muslim).(L/P004/P2)

 

Bersambung . . .

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0