Karachi, 13 Sya’ban 1434/ 22 Juni 2013 (MINA) – Kepala Divisi Perbankan Syariah State Bank of Pakistan (SBP), Salimullah mengatakan, perbankan syariah harus menjadi bagian dari agenda nasional dalam rangka mempromosikan sistem keuangan berbasis syariah.
Dia mengatakan, perbankan Islam belum menyaksikan pertumbuhan di dalam negeri tetapi juga telah bertahap memperluas ke seluruh wilayah menyediakan lingkungan yang kondusif sebagai model alternatif ekonomi dunia.
Salimullah mengatakan, perbankan Islam berada di jalur perluasan ke seluruh negara, menyediakan model perekonomian alternatif ke seluruh dunia.
Dia juga menyatakan, bekerja sama dengan semua bank syariah, SBP merencanakan untuk mengintensifkan upaya menciptakan kesadaran dan mempromosikan perbankan syariah di seluruh negeri.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Bank sentral ingin melipatgandakan jaringan cabang bank Islam dari 1.000 menjadi 2.000 cabang secara nasional, dan meningkatkan pangsa di industri perbankan secara keseluruhan dari 5 persen hingga 15 persen,” kata Salimullah pada Konferensi Islam Keuangan dan Pameran Publisitas Channel, Karachi, Pakistan, Jumat (21/6).
Menurutnya, SBP juga secara aktif berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh bank-bank Islam, termasuk kesulitan keuangan, masalah dengan regulasi Badan Pengawas Pasar Modal Pakistan dan kesulitan perpajakan dengan Dewan Federasi Pendapatan.
“Bank sentral sedang bekerja untuk meningkatkan kapasitas bank-bank Islam dan divisi perbankan syariah bank konvensional melalui jalur penasehat dan konsultasi,” kata Salimullah seperti dikutip Global Islamic Finance yang dipantau Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Komunitas Syariah tersebar di seluruh wilayah Pakistan dan tantangan besar bagi perluasan Industri Perbankan Syariah (Islamic Banking Industry/IBI) di dalam negeri itu. Namun, anggota komunitas perlu dibawa pada satu pemahaman untuk memenangkan tingkat kepercayaan dan kenyamanan massa. Penasihat Syariah Pakistan dianggap kompeten dan ketat dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya tetapi peran mereka dalam mempromosikan bank syariah sangat penting dan terpuji.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Komunitas bisnis di negara itu tidak menerima kepemilikan perbankan syariah sejauh mengalami hambatan dalam pertumbuhan komunitas keuangan berbasis syariah karena industri tidak bisa berkembang dengan kecepatan lebih cepat tanpa kerjasama dan keterlibatan mereka dalam sistem perbankan bebas bunga.
Ebrahim Sidat, pemimpin perusahaan Partner Ernst and Young Ford Rohdes Sidat Hyder berkata, “sistem keuangan Islam membutuhkan sumber daya manusia kualitatif dapat mendorong pasar atas prinsip-prinsip yang benar dan perintah Islam“. Dia menambahkan, Sumber daya manusia bank harus dilatih dengan baik bagi perbankan Islam dan gaya hidup mereka dan konsep hidup harus didasarkan pada nilai-nilai Islam. (T/P010/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng