SAMBUT PERINGATAN KAA MASJID RAYA BANDUNG DIRENOVASI

Masjid Raya Bandung Jawa Barat. (Foto: Travatour)
Jawa Barat. (Foto: Travatour)

Bandung, 10 Jumadil Akhir 1436/30 Maret 2015 (MINA) – Menjelang pelaksanaan Peringatan 60 Tahun Konferensi (), Raya Bandung yang akan digunakan ibadah Jumat para delegasi pada 24 April 2015, melakukan perbaikan dan menata fasilitas yang ada.

“Kami ditugaskan menata kondisi Masjid Raya ini, terutama dari segi kebersihannya, keindahannya, dan tentunya kenyamanannya,” kata Ketua Dewan Kesejahteran Masjid (DKM) Masjid Raya Bandung H Tjetje Soebrata, saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (28/3) kemarin, demikian siaran pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menurut Tjetje, dibantu Walikota Bandung, pihaknya melakukan beberapa kegiatan. Antara lain, untuk peserta KAA, fasilitas tempat wudhu dan toilet dibenahi.

“Tempat wudhu sebelah kiri untuk ikhwan dan sebelah kanan untuk akhwat,” terang Tjetje.

Kemudian, kegiatan yang lainnya juga dilakukan dengan pemolesan dan pengecatan, serta perbaikan-perbaikan seluruh sudut masjid.

“Nantinya Isyah Allah, berdasarkan instruksi Walikota, kubahnya berwarna kuning emas,” katanya.

Dia berharap perbaikan dan penataan Masjid Raya Bandung Jawa Barat yang sebelumnya bernama Masjid Agung didirikan pertama kali pada tahun 1812 itu sudah selesai pada 17 April 2015.

“Intinya kami dari pengelola masjd ingin suasana nyaman saat para delegasi beribadah,” tambahnya.

Masjid Raya Bandung kali ini untuk yang kedua digunakan sholat Jumat. Pertama pada KAA 1955.

“Saya kira 60 tahun ini sebagai momentum Masjid Raya dipakai sholat Jumat oleh para delegasi. Tahun 1955 oleh Presiden Soekarno dan pimpinan negara-negara Asia Afrika. Sekarang ini akan terulang kembali,” tuturnya bangga.

Menjelang konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, Masjid Agung Bandung mengalamai perombakan besar-besaran.

Masjid Agung Bandung dan Alun-alun Bandung tahun 1955-1970.(Foto: SIMBI Kemenag)
Masjid Agung Bandung dan Alun-alun Bandung tahun 1955-1970.(Foto: SIMBI Kemenag)

Atas rancangan Presiden RI pertama, Soekarno, Masjid Agung Bandung mengalami perubahan total di antaranya kubah dari sebelumnya berbentuk “nyungcung” menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang.

Selain itu, menara di kiri dan kanan masjid serta pawestren berikut teras depan dibongkar sehingga ruangan masjid hanyalah sebuah ruangan besar dengan halaman masjid yang sangat sempit.

Menurut Sistem Informasi Masjid Kementerian agama RI, Keberadaan Masjid Agung Bandung yang baru waktu itu digunakan untuk shalat para tamu peserta Konferensi Asia Afrika.

Kubah berbentuk bawang rancangan Sukarno hanya bertahan sekitar 15 tahun. Setelah mengalami kerusakan akibat tertiup angin kencang dan pernah diperbaiki pada tahun 1967, kemudian kubah bawang diganti dengan bentuk bukan bawang lagi pada tahun 1970.

Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat tahun 1973, Masjid Agung Bandung mengalami perubahan besar-besaran lagi. Lantai masjid semakin diperluas dan dibuat bertingkat.

Terdapat ruang basement sebagai tempat wudlu, lantai dasar tempat shalat utama dan kantor DKM serta lantai atas difungsikan untuk mezanin yang berhubungan langsung dengan serambi luar.

Di depan masjid dibangun menara baru dengan ornamen logam berbentuk bulat seperti bawang dan atap kubah masjid berbentuk Joglo.

Imam Qori Internasional

Saat Jumatan nanti, diusulkan Prof Nazaruddin Umar sebagai Khotib dan qori internasional Ustad Mukmin Mubarok sebagai Imam. Namun, tambah Tjetje, keputusannya masih menunggu dari Panitia Nasional.

Saat pelaksanaan nanti, jamaah umum tetap bisa mengikuti shalat Jumat. Hanya saja, delegasi VVIP ditempatkan di shaf khusus bagian depan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan, khusus untuk delegasi sudah ditetapkan tempat khusus terpisah. Tapi kami belum tahu persis jumlahnya,” terangnya.

Hal-hal detil juga telah diatur, seperti lokasi penitipan sandal dan sepatu para delegasi. Pihak Masjid Raya Bandung menyiapkannya di kanan dan kiri masjid.

“Tentunya ditempatkan petugas untuk menjaga, di samping pengawal pribadi juga bisa menjaganya sendiri,” katanya.

Ketua DKM Masjid Raya Bandung mengimbau masyarakat nanti menjaga ketertiban dan keamanan bersama di masjid seluas satu hektar dan mampu menampung 16 ribu jamaah itu.

Apalagi, menurut rencana, para delegasi akan berjalan kaki dari Gedung Merdeka ke Masjid Raya. Usai Jumatan, akan ada peresmian Monumen Asia Afrika yang lokasinya persis di sisi taman rumput sintetis Masjid Raya.(T/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0