Bogor, MINA – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah membuka tahun ajaran baru dengan menyelenggarakan Studium Generale (kuliah umum) pada Kamis (7/9), bertepatan dengan miladnya yang ke-24 di Gedung STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor.
Hadir sebagai narasumber Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Barat Junaidi dan Wartawan Senior Republika Muhammad Subarkah.
Plt. Ketua STAI Al-Fatah Wawan Hermawan dalam sambutanya menyampaikan harapan bahwa mahasiswa setelah lulus dapat menjadi garda terdepan dalam hal komunikasi.
“Tema yang diambil pada hari ini “Membangun Generasi Literat, Komunikatif, dan Islami di Era Society 5.0” cukup menarik. Diharapkan mahasiswa STAI Al-Fatah setelah lulus menjadi garda terdepan di dalam hal komunikasi,” kata Wawan.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
“Tidak lama sebelumnya kita mendengar generasi 4.0 lalu beralih ke 4.5 sekarang 5.0 dan nanti mungkin 6.0. itu sunatullah. Perkembangan tidak bisa kita bendung. Esensi dari era revolusi 5.0 adalah keberlanjutan dari 4.0. Jadi, 1.0 adalah pertanian, 3.0 komunikasi, informasi, diperkuat dengan 4.0 itu adalah connecting antara industri dan komunikasi,” lanjutnya.
Dalam acara tersebut, STAI juga memberikan penghargaan dengan beberapa kategori diantaranya; Dosen Terfavorit, Staff Terfavorit, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Terfavorit dan Mahasiswa Terbaik.
STAI Al-Fatah Bogor didirikan pada tahun 1999, oleh Yayasan Shuffah Hizbullah Al-Fatah, yang merupakan pusat pendidikan Islam dan dinamika kehidupan Ahlu Shuffah (santri) yang menyatu dengan masyarakat.
STAI Al-Fatah merupakan kampus dengan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang memadukan dua kurikulum, yaitu kurikulum nasional dan kurikulum pondok pesantren sehingga memiliki karakter ke-Islaman yang kuat. (L/Mil/R7/P1)
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama