Sarraj Bela Upayanya Tingkatkan Kehidupan di Kamp-kamp Tahanan Libya

Tripoli, MINA – Perdana Menteri Libya Fayez Al Sarraj yang didukung dunia internasional, membela upaya-upaya pemerintahannya dalam meningkatkan kehidupan bagi sekitar 20.000 orang yang ditahan di kamp-kamp pengungsiannya.

Hal itu Sarraj sampaikan kepada Presiden Austria Alexander Van der Bellen dan Kanselir SebastianKurz saat berkunjung ke Wina pada Senin (28/1), setelah dengan blak-blakan Presiden mengkritik kondisi di Libya.

“Kami bekerja dalam kendala keamanan dan ekonomi yang harus kami tanggapi untuk memenuhi kebutuhan (tahanan),” kata Sarraj, demikian The New Arab melaporkan yang di kutip MINA.

Berbicara bersama Sarraj pada konferensi pers, Bellen mengatakan, untuk membuat situasi sederhana di kamp “jauh dari memuaskan.”

“Pendapat pribadi saya adalah bahwa dalam keadaan ini, pengungsi tidak boleh dikirim ke sana saat ini,” tambah Bellen.

Namun, ia mengakui bahwa Pemerintah Nasional yang dipimpin Sarraj tidak memiliki kendali atas peta besar negara itu.

Pemerintah Libya secara teratur dikritik oleh PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan atas kondisi di kamp-kamp tahanan, ​​tempat penampungan migran dan pengungsi yang mencoba menyeberangi laut ke Eropa.

“Tentu saja situasi di kamp tidak ideal, ada banyak masalah, banyak tantangan,” kata Sarraj.

“Tetapi kita harus mengingat jumlah migran ilegal di Libya lebih dari 800.000 di seluruh negeri. Tidak lebih dari 20.000 yang berada di kamp,” katanya. (T/Gun/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.