SATU LAGI, HOTEL BERKONSEP SYARIAH DI SOLO

Syariah Hotel Solo
Foto: Syariah Hotel Solo
Foto: Hotel Solo

Jakarta, 26 Shafar 1436/19 Desember 2014 (MINA) – Geliat perkembangan hotel berkonsep syariah kini menjadi satu trend yang patut mendapat catatan tersendiri dalam bisnis jasa penginapan.

Khususnya di Solo, kehadiran   menambah daftar di kota itu, yang memiliki segmen pasar tersendiri terutama di kalangan kaum Muslim.

Direktur Utama Syariah Hotel Solo, mengatakan, syariah hotel tersebut mulai beroperasi pada Maret 2014 yang dibangun di kota solo dan masuk dalam Lorin Group.

“Pemilik Syariah Hotel Solo salah satu putra mantan presiden Indonesia Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto,” kata Dirut syariah hotel Solo, Purwanto Yudhonagoro kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di sela acara 4th Indonesia Business & Food (IHBF) Expo di Asembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat siang.

Purwanto mengatakan, walau pun manajemen Syariah Hotel Solo masih tergabung dengan hotel konvensional, akan tetapi untuk administrasi dan prosedur standar kerja sudah diberlakukan dengan konsep syariah.

“Biasanya kan penerima tamu hotel, hanya mengucapkan, selamat pagi, selamat siang, dan lainnya. Akan tetapi karena SOP-nya sudah berstandar syariah, otomatis berbeda. Bukan hanya mengucapkan seperti tadi, namun Ia juga mengucapkan salam dalam Islam dan memberikan salam hormat kepada para tamu hotel,” kata Purwanto.

Dia menyatakan bahwa Syariah Hotel Solo masuk kategori Hilal 1 yaitu yang mengikuti standar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Misalnya seperti toilet yang dilengkapi semprotan air. Bukan kategori Hilal 2 yang setiap operasionalnya sesuai syariah.

“Syariah Hotel Solo mendapatkan sertifikasi dari Dewan Syariah Nasional di bawah pengawasan Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat peresmian hotel ini pada Maret 2014,” jelas Purwanto.

Hotel tersebut tidak dilengkapi bar. Alkohol dan makanan yang dianggap haram oleh umat Islam merupakan barang terlarang di hotel tersebut. Hotel dilengkapi layanan akupresur yang pelayananya terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Hotel yang diinvestasi sebesar  300 miliar rupiah tersebut dibangun di sebelah barat Lorin Hotel Solo di Jalan Laksamana Adi Sucipto, tidak terlalu jauh dari Bandara Internasional Adi Soemarmo. Syariah Hotel Solo menempati wilayah perbatasan antara Solo, Karanganyar, Sukoharjo dan Boyolali.

Purwanto juga menjelaskan, diklaim sebagai hotel terbesar se-Indonesia, hotel tersebut memiliki 387 kamar dengan 12 lantai dan di setiap lantainya memiliki satu ruang khusus untuk shalat. “Kami juga menyediakan masjid yang cukup besar di lingkungan hotel,” ujarnya.

Menurut humas syariah hotel Solo, mengatakan, suasana di lingkungan hotel pun juga di dukung dengan nuansa yang Islami, sehingga hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi hotel syariah tersebut.

“Setiap masuk ke kamar di hotel syariah kami, akan terasa sekali nuansa timur tengahnya selain didukung dengan ornamen-ornamen dan alat-alat shalat,” kata Wisti Valerina.

Wisti menambahkan, setiap waktu shalat akan dikumandangkan adzan yang dapat didengar oleh semua para tamu dengan versi adzan yang berbeda-beda.

Syariah Hotel solo merupakan bagian dari Lorin Group yang sudah memiliki hotel di tujuh kota, yaitu: Bali, Belitung, Bogor, Jakarta, Semarang, Demak, dan Solo, namun dari tujuh hotel hanya syariah hotel solo yang berkonsep syariah.(L/P010/P002/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0