Saudi Kendorkan Blokade Udara untuk Evakuasi Korban Serangan di Sanaa

Riyadh, 12 Muharram 1438/13 Oktober 2016 (MINA) – mengatakan akan mengendorkan blokade udaranya terhadap , ibukota yang dikuasai oleh oposisi Houthi, untuk memungkinkan evakuasi ratusan korban terluka yang terkena serangan udara mematikan Sabtu (8/10) lalu.

Koalisi negara Teluk pimpinan Arab Saudi sudah memblokade Sanaa selama 18 bulan.

Raja Salman bin Abdulaziz pada Rabu (12/10) menginstruksikan pejabat bantuan untuk berkoordinasi dengan koalisi dan pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi untuk memfasilitasi evakuasi mereka yang terluka dan membutuhkan perawatan di luar negeri, demikian SPA melaporkannya.

Lebih dari 140 orang tewas dalam serangan Sabtu terhadap bangunan makam untuk ayah dari seorang pemimpin oposisi di ibukota Yaman.

Serangan itu menarik kecaman dari seluruh dunia, termasuk sekutu kunci Riyadh, Amerika Serikat.

Menurut PBB, setidaknya 525 lebih yang terluka-luka.

Serangan itu menjadi salah satu serangan paling berdarah sejak koalisi pimpinan Saudi meluncurkan kampanye pengeboman terhadap oposisi Houthi sejak Maret 2015.

Menurut juru bicara otoritas kesehatan oposisi di Sanaa, Tamim al-Shami mengatakan pada Ahad (9/10), sekitar 300 di antara korban dalam kondisi kritis dan perlu berobat ke luar negeri, demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.

Dilaporkan pula, di antara para korban ada puluhan pejabat militer, termasuk Walikota Sanaa, Abdulqader Al-Hilal.

Pada Senin, PBB menyerukan tindakan cepat untuk mengadili para pelaku serangan udara pada upacara pemakaman itu.

Utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed di Paris pada Senin mengatakan, koalisi pimpinan Arab Saudi harus mempublikasikan hasil penyelidikan dalam serangan itu.

“Kita perlu memiliki hasil penyelidikan yang berlangsung sangat cepat,” katanya. (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.