VISA HAJI/UMRAH DIBEKUKAN BAGI NEGARA TERJANGKIT EBOLA

(Foto: Gulf Business)
(Foto: Gulf Business)

Jeddah, 9 Syawal 1435/5 Agustus 2014 (MINA) – Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr. Khaled Marghalani mengatakan pihaknya melarang sementara penerbitan visa dan untuk negara Sierra Leone, Guinea, dan Liberia karena kekhawatiran tentang penyebaran Ebola dari negara-negara tersebut.

Menurut Marghalani, Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Luar Negeri untuk mengambil semua langkah yang diperlukan di perbatasan dan bandara Arab Saudi. IINA News melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

“Kami telah menginstruksikan semua pejabat di pintu masuk. Kami telah melatih personil kami tentang cara untuk mengidentifikasi dan menangani kasus-kasus Ebola serta kontrol infeksi virus, yang seharusnya dilakukan,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Hussein Shareef, Wakil Menteri Haji untuk urusan haji, menyatakan akan mengambil semua tindakan pencegahan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Khaled Al-Khaibari, juru bicara General Authority of Civil Aviation (GACA), mengatakan tidak ada penerbangan langsung antara Arab Saudi dan tiga negara tersebut kecuali selama musim haji.

Penyakit Paling Mematikan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Jaringan Peringatan dan Respon Wabah Global (GOARN) telah mengirimkan para ahli dalam usahanya untuk mendukung proses memerangi secara praktis dalam bidang koordinasi, pencegahan dan pengendalian infeksi, tindakan terapi, serta mobilisasi media dan sosial.

Jumlah tersangka dan kasus yang dikonfirmasi dari di Guinea telah mencapai 112 kasus pada 30 Maret 2013 (30 dari mereka meninggal dunia) pada tingkat kematian 60%. Kasus serupa yang dilaporkan sedang diperiksa di Liberia dan Sierra Leone, di sepanjang perbatasan dengan Guinea.

Selain itu, Departemen Kesehatan Liberia telah mengumumkan bahwa tujuh kasus yang diduga telah tercatat di negara bagian itu pada 29 Maret 2013, dua di antaranya telah dikonfirmasi.

Demam hemorrhagic Ebola, dikenal sebagai virus hemoragik, adalah salah satu penyakit paling mematikan kedua setelah rabies. Penyakit Virus Ebola (EVD) ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1976 di salah satu daerah tropis barat di Sudan, di wilayah dekat Zaire (sekarang disebut Republik Demokratik Kongo), mengingat bahwa penyakit belum terdeteksi di luar negara-negara Afrika Tengah dan Timur.

EVD memiliki lima spesies virus yang terpisah, yaitu: Bundibugyo, Côte d’Ivoire, Reston, Sudan dan Zaire. Ditemukan bahwa spesies Bundibugyo, Sudan dan Zaire telah menyebabkan wabah Ebola meluas di Afrika, dan menyebabkan kematian 25% sampai 90% dari jumlah kasus klinis, sedangkan spesies Pantai Gading dan Reston tidak mengakibatkan timbulnya wabah serupa.

Gejala seperti kelelahan, demam, nyeri otot dan muntah yang juga disebabkan oleh penyakit umum seperti flu dan malaria.Pasien yang terinfeksi dapat membawa virus sampai tiga pekan sebelum mereka menunjukkan gejala tersebut.

Virus Ebola dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi mengandung virus. Hal itu juga dapat ditularkan melalui berurusan dengan binatang liar pembawa virus, seperti: simpanse, gorila, monyet, antelop, dan kelelawar, apakah binatang itu sakit atau mati. Selain itu,

Belum ada obat efektif untuk menyembuhkan penyakit itu, tetapi hanya pelayanan kesehatan yang mendukung saja. Pasien biasanya diobati dengan rehidrasi oral atau cairan intravena untuk mengurangi gejala, tetapi mereka tidak menghentikan virus dari menyebabkan kegagalan organ fatal (T/P02/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0