SAUDI RAGU PERAN IRAN DALAM TRANSISI POLITIK SURIAH

arab iran memo
Menlu Saudi Adel al-Jubeir (MEMO)

Riyadh, 8 Muharram 1435/20 Oktober 2015 (MINA) – Pemerintah mengatakan sulit membayangkan memainkan peran dalam upaya solusi damai di , karena Teheran terlibat dalam konflik dengan menyuplai pasukan dan persejataan untuk mempertahankan rezim Presiden Bashar al-Assad.

“(Iran) harus menarik diri dari Suriah dan berhenti memasok senjata kepada rezim Bashar al-Assad dan menarik milisi Syiah yang dikirim. Dengan begitu (Iran) dapat memiliki peran,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir saat konferensi pers dengan rekan sejabatnya dari Jerman, Frank-Walter Steinmeier, di Riyadh.

Jubeir mengatakan, seperti dilansir Middle East Monitor, Selasa (20/10) waktu setempat, ia berharap Iran berhenti ikut campur dalam urusan internal negara-negara kawasan seperti Suriah, Irak, Yaman, dan Lebanon.

Ia memperingatkan bahwa Arab Saudi hanya bisa menolerir Bashar al-Assad tetap berkuasa untuk waktu yang singkat sampai terbentuknya badan pemerintah transisi.

“Setelah pembentukan badan pemerintah ini, Presiden Assad harus mundur. Jika itu masalah bulan, dua atau tiga bulan atau kurang, yang tidak penting. Tapi Assad tidak memiliki masa depan di Suriah,” tandasnya.

Di tempat terpisah, Turki dilaporkan siap untuk menerima transisi politik di Suriah dengan ketentuan Presiden Assad tetap berkuasa simbolis untuk enam bulan sebelum mengundurkan diri. Ankara, menurut dua sumber pejabat senior pemerintah, sedang membahas rencana itu dengan beberapa sekutu Barat.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier mengatakan tidak bijaksana untuk meyakini bahwa melengserkan rezim Assad merupakan satu-satunya cara untuk memulihkan perdamaian di Suriah.

Di lain hal, Mengomentari masalah Yaman, Menlu Jubeir mengatakan ia menyambut dialog antara pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi atas dasar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kami berharap pemberontak Houthi dan pasukan loyalis mantan Presiden Abdullah Saleh serius menerima resolusi PBB,” tegasnya. (T/P022/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0