SEBANYAK 16 PARAMEDIS PALESTINA SYAHID AKIBAT AGRESI ISRAEL

Tim Medis Evakuasi Korban serangan israel di Jalur Gaza.
Tim Medis Evakuasi Korban serangan di Jalur Gaza.

Gaza, 8 Syawal 1435/4 Agustus 2014 (2014) – Sebanyak enam belas paramedis syahid dan 102 lainnya terluka di Jalur Gaza sejak awal serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap daerah kantong Palestina, Departemen Kesehatan Palestina mengatakan Minggu.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qodra, kepada Anadolu Agency dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), menjelaskan,  para pekerja  medis juga menjadi sasaran pesawat tempur Israel dan artileri dalam serangan di Jalur Gaza.

Sekitar 36 ambulans menjadi sasaran militer Israel sejak awal perang, sehingga beberapa ambulans hancur total, katanya.

“Serangan itu terjadi di tengah kegagalan organisasi-organisasi internasional untuk melindungi tim medis dan lembaganya,” kata al-Qodra.

Dia mengatakan dengan menargetkan tim medis dan ambulans maka Israel melanggar semua hukum internasional dan konvensi.

Israel menggempur Jalur Gaza dan merusak rumah di daerah dihuni 1,8 juta orang itu selama empat minggu terakhir agresinya dengan alasan menghentikan serangan roket dari fihak Palestina.

Hamas, faksi perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, sementara itu, terus menembakkan roket ke kota-kota Israel membalas serangan Israel yang terus berlangsung.

Setidaknya 150 tentara Israel juga tewas dalam pertempuran, menurut catatan Qassam, sayap militer Hamas yang berjaya menimbulkan korban cukup besar di fihak Israel.

Operasi militer Israel, yang dijuluki Operasi “Protective Edge” adalah serangan besar ketiga negara Yahudi dalam enam tahun terakhir.

Pada 23 Juli 2014 lalu, Pemerintah Mesir telah memperketat kontrol check point menuju Rafah -satu-satunya jalur yang menghubungkan sekitar dua juta penduduk Gaza ke dunia luar- dan tidak mengizinkan petugas medis memasuki Gaza.

Darurat Medis

Organisasi Kesehatan Dunia () memperingatkan pelayanan medis di kota Gaza berada di ambang kehancuran karena serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut.
Kekurangan besar obat-obatan dan pasokan medis sekali pakai telah terjadi akibat agresi Zionis kali ini.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memerlukan sekitar 3,2 juta dolar per bulan untuk mengamankan persediaan obat yang dibutuhkan dan pasokan medis sekali pakai.

Kementerian itu telah menyampaikan imbauan mendesak untuk mengatasi kekurangan mesin anestesi, ventilator, unit electrosurgical, monitor, mesin EKG dan defibrillator.

Di samping itu  juga diperlukan bahan bakar untuk mengoperasikan generator guna operasional rumah sakit. Rumah Sakit Gaza juga sangat memerlukan ahli bedah saraf, ahli anestesi, dokter bedah plastik dan umum, dan spesialis ortopedi.

Dalam agresi militer Zionis Israel ke Jalur Gaza yang sudah dilakukan selama tiga pekan telah menargetkan para dokter, pasien dan rumah sakit. Beberapa upaya para dokter asing untuk memasuki Gaza dan membantu rekan-rekan mereka memberikan pengobatan bagi orang sakit dan terluka di Gaza telah terhambat oleh pemerintah Mesir dengan kebijakan penutupan perbatasan Rafah.

“Ini adalah kekejaman yang paling menyedihkan dan jelas melanggar Konvensi Jenewa dan Hak Asasi Manusia,” kata Prof. Idrees Adhi, Presiden Pakistan Medical Association (PMA) di Karachi.

“Banyak warga dirawat di rumah sakit datang dengan luka pecahan peluru atau luka-luka akibat runtuhnya dinding saat rumah mereka dibom. Kebanyakan dari mereka yang tiba meninggal, beberapa datang dengan bagian tubuh yang hilang, bagian lainnya tercabik-cabi,” kata Idress saat membacakan laporan Kementerian Kesehatan Palestina.

Israel dalam aksinya setidaknya telah menghancurkan 116 fasilitas pendidikan, 139 tempat pelayanan umum dan 59 masjid. Hingga berita ini diturunkan,agresi Zionis Israel selama 27 hari hingga Ahad 3/8 telah menyebabkan 1.830 penduduk Gaza syahid dan melukai 9.370 warga lainnya. (T/P08/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0