Kathmandu, MINA – Sedikitnya 38 orang tewas di Nepal sejak Jumat (27/9) dini hari karena hujan deras yang terus-menerus memicu terjadinya banjir dan tanah longsor, menutup jalan-jalan utama dan mengganggu perjalanan udara domestik, menurut sejumlah pejabat setempat.
“Jumlah korban tewas dapat meningkat, dengan 29 orang lainnya dilaporkan hilang dalam 30 jam terakhir,” kata para pejabat pemerintah itu, mengutip Channel News Asia.
Sebagian besar kematian terjadi di lembah Kathmandu, yang merupakan rumah bagi empat juta orang dan ibu kota negara. Menurut laporan, banjir menyebabkan lalu lintas dan aktivitas normal terhenti.
Petugas penyelamat menggunakan helikopter dan perahu karet untuk membantu orang-orang yang terdampar di atap rumah atau tanah tinggi saat beberapa bagian Kathmandu melaporkan hujan hingga 322,2 mm selama sehari terakhir.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
“Sebagian besar sungai di negara Himalaya itu telah meluap, meluber ke jalan dan jembatan,” kata pihak berwenang.
Sebagian besar wilayah tengah dan timur telah mengalami curah hujan sedang hingga sangat lebat, berkisar antara 50 mm hingga lebih dari 200 mm.
“Penerbangan internasional tetap beroperasi, tetapi banyak penerbangan domestik terganggu,” kata Rinji Sherpa, juru bicara bandara Kathmandu.
Ratusan orang meninggal di musim hujan setiap tahun akibat tanah longsor dan banjir bandang yang biasa terjadi di negara pegunungan tersebut.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Pihak berwenang mengatakan sedikitnya 254 orang tewas dan 65 orang hilang akibat tanah longsor, banjir, dan sambaran petir sejak pertengahan Juni tahun ini, ketika hujan monsun tahunan dimulai.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan