Zawiya, Libya, 23 Jumadil Awwal 1438/21 Februari 2017 (MINA) – Bulan Sabit Merah Libya mengatakan bahwa 74 mayat pengungsi terdampar di kota barat Zawiya di Laut Mediterania.
Juru bicara organisasi bantuan itu, Mohammed Al-Misrati mengatakan bahwa mayat-mayat terdampar pada Selasa (21/2) pagi, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Foto-foto yang diunggah di akun Twitter menunjukkan puluhan mayat berada di dalam kantong jenazah putih dan hitam, dibariskan di sepanjang pantai.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Misrati juga mengatakan bahwa pihak berwenang setempat mengambil mayat-mayat itu untuk dimakamkan di ibukota, Tripoli, di maam yang dialokasikan untuk orang tak dikenal.
Awal bulan ini, para pemimpin Uni Eropa menyetujui rencana baru yang kontroversial untuk membantu membendung aliran pengungsi dari negara-negara Afrika Utara.
Dalam rencana baru itu, Uni Eropa akan memberikan pemerintah Libya bantuan dana untuk meningkatkan upaya keamanan pantai menghentikan kapal pengungsi yang akan mengarungi laut, dan mematahkan bisnis pedagang manusia yang telah membantu 181.000 pengungsi memasuki Uni Eropa melalui Libya dan Italia tahun lalu.
Pengumuman itu menuai reaksi dari kelompok hak asasi manusia yang mengatakan rencana tersebut berisiko terjadi pelanggaran terhadap kemanusiaan.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Kematian migran telah naik ke tingkat rekor sepanjang penyelundupan rute Libya-Italia yang menyeberangi Laut Mediterania.
Belum termasuk 74 mayat yang ditemukan terbaru, menurut PBB, diperkirakan 230 orang telah meninggal dalam perjalanan ke Eropa sejak awal 2017.
Sementara sepanjang tahun 2016, lebih dari 4.500 orang yang tewas karena berusaha menyeberangi Laut Mediterania. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)