Gaza, 25 Dzulhijjah 1435/19 Oktober 2014 (MINA) – Komite Populer untuk Melawan Pengepungan di Gaza mengatakan, 90 persen warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk menandai Hari Internasional Pemberantasan Kemiskinan, komite itu, mengatakan, keadaan itu terjadi karena Jalur Gaza telah berada di bawah pengepungan Israel yang ketat sejak 2006.
“Hari ini, kami mencatat angka kemiskinan tertinggi sejak saat itu,” kata pernyataan itu, ebagaimana dilaporkan Middle East Monitor dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Tingginya angka kemiskinan itu disebabkan meningkatnya jumlah pengangguran secara dramatis, setelah agresi Israel ke Jalur Gaza terbaru selama 51 hari.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
“Blokade Israel diperparah lagi dengan serbuan 51 hari Israel. Ratusan pabrik dan fasilitas komersial hancur selama perang, hal ini berdampak negatif terhadap situasi ekonomi.”
Dipaparkan, tingkat pengangguran di antara penduduk Gaza telah melampaui batas, 65 persen dan tingkat pendapatan individu kurang dari 1 USD per hari.
Komite tersebut meminta masyarakat internasional untuk bekerja sama mengakhiri pengepungan yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza.
Serangan terbaru Israel ke Gaza dimulai pada 7 Juli dan berlangsung selama 51 hari, menyebabkan sedikitnya 2.148 warga Palestina meninggal dan melukai lebih dari 11.000 lainnya. Menurut laporan, sekitar 20.000 rumah hancur dan ribuan sekolah rusak oleh rudal Israel.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, dari sekitar 30.000 orang lulusan sarjana lembaga-lembaga pendidikan di Gaza setiap tahun, hanyalah 25 persen saja yang langsung dapat pekerjaan.
Jalur Gaza telah diblokade sejak Juni 2007. Situasi itu menyebabkan penurunan standar kehidupan masyarakat, tingkat pengangguran demikian tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan tingkat kemiskinan tinggi.
Pengepungan telah mengakibatkan lapangan pekerjaan yang tersedia dari proyek sementara yang didanai seperti UNRWA jadi terbatas. Kerja jarang berlangsung lebih dari 10 bulan dan hampir tidak pernah diperpanjang.(T/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu