Jakarta, MINA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pemetaan terkait potensi penyebaran virus corona atau Covid-19, khususnya di Ibu Kota. Hasilnya, Pemprov DKI menemukan potensi sebaran virus tidak terjadi di permukiman padat penduduk.
“Pemetaan dilakukan sebagai pola langkah sekaligus mitigasi dalam penanggulangan Covid-19. Kami juga temukan bahwa untuk saat ini bukan di permukiman kumuh,” ujar Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Suharti di Balai Kota, Kamis (12/3).
Suharti mengaku bersyukur, temuan dari hasil pemetaan tersebut tidak terjadi di pemukiman padat penduduk. Menurutnya, akan sangat berbahaya jika sebaran virus terjadi di pemukiman padat penduduk, sebab tidak memiliki sirkulasi udara baik, tidak memiliki fasilitas memadai saat isolasi diri.
“Kita ingin memitigasi jangan sampai penularan terjadi ke yang lebih luas. Akan lebih bahaya kalau masuk ke wilayah padat penduduk,” jelas Suharti.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Menyinggung wilayah permukiman dengan potensi penyebaran virus, Pemprov DKI Jakarta juga mengklarifikasi pesan berantai di Whatsapp mengenai potensi penyebaran virus Corona, Covid-19. Dalam pesan tersebut, tertulis lima lokasi Jakarta yang berpotensi penyebaran virus.
Ketua tim tanggap Covid-19 Pemprov DKI, Catur Laswanto mengatakan, apa yang tersebar di media sosial tidak sepenuhnya terkonfirmasi kebenarannya. Dalam pesan berantai, wilayah Jakarta yang berpotensi penyebaran corona adalah Setia Budi, Pancoran, Mampang, Penjaringan, dan Kembangan.
“Mohon merujuk info yang diterbitkan Pemprov karena ada beberapa mungkin sudah dengar di WhatsApp yang banyak sekali info-info yang ini adalah hoaks, jadi mohon apalagi yang berhubungan dengan Pemprov DKI Jakarta dikonfirmasikan ke Pemprov,” katanya. (L/R2/RI-1)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Mi’raj News Agency (MINA)