Djibouti, MINA – Sebuah kapal tanker minyak yang ditinggalkan berlabuh di Yaman dikhawatirkan menjadi “bom waktu” karena dapat meledak seaktu-waktu dan menyebabkan bencana lingkungan, kata para ahli pada Rabu (28/8) ketika para inspektur PBB bersiap mengunjunginya.
Kapal “Safer” yang digunakan sebagai platform penyimpanan terapung, sarat dengan 1,1 juta barel minyak mentah dan telah terdampar tanpa pemeliharaan sejak awal 2015, meninggalkannya dalam kondisi memburuk dan berpotensi menyebabkan gas-gas eksplosif menumpuk, demikian Nahar Net melaporkan.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Selasa (27/8) bahwa tim penilai teknis sedang menunggu di Djibouti, negara terdekat dengan Yaman, bersiap naik ke Safer untuk evaluasi langsung.
“Kami mengharapkan penilaian akan dimulai akhir pekan ini atau awal pekan depan. Jelas ada beberapa persiapan teknis yang perlu dilakukan,” katanya kepada wartawan di New York.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Kunjungan tim PBB telah tertunda selama berbulan-bulan karena pemberontak Houthi di Yaman mengendalikan pelabuhan Ras Issa, tempat kapal berlabuh. Houthi telah menolak mengizinkan misi melakukan tugasnya karena pendapatan dari minyak bernilai jutaan.
Namun Dujarric mengatakan, PBB telah mendapatkan izin dari pemerintah Yaman yang diakui internasional dan pemberontak untuk memeriksa kapal itu. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan