Sedikitnya 950 Serangan Targetkan Warga Muslim di Jerman Selama 2017

Foto arsip ini tertanggal 7 Juli 2016 menunjukkan grafiti slogan-slogan neo-Nazi dan swastika yang digambarkan di dinding salah satu masjid yang sedang dibangun di Herringen, North Rhine-Westphalia, . (Foto AA)

Berlin, MINA – Kementerian Dalam Negeri Jerman menunjukkan setidaknya 950 serangan terjadi di Jerman terhadap warga Muslim dan institusi Islam selama tahun 2017.

Menurut laporan yang disiarkan media Jerman Neue Osnabruecker Zeitung, sedikitnya 33 orang terluka dalam serangan tersebut, yang hampir semuanya dilakukan oleh orang-orang dari kelompok ekstrem kanan. Di antara serangan tersebut, mayoritas terjadi setelah adanya seruan dari Partai Kiri.

Hampir 60 insiden melibatkan serangan atau kerusakan yang ditimbulkan pada masjid dan institusi Islam lainnya, termasuk mengolesi darah babi pada bangunan tersebut, demikian UNA-OIC melaporkannya, Senin (5/3).

Kejahatan yang dicatat termasuk hasutan kebencian terhadap Muslim, mengirim surat ancaman, serangan terhadap wanita yang memakai jilbab, dan menyemprotkan grafiti bertema Nazi di masjid dan bangunan lainnya.

Pemerintah Jerman hanya mengumpulkan data tentang serangan anti-Muslim sejak awal tahun lalu, sehingga tidak ada data yang sebanding untuk tahun 2016.

Aiman ​​Mazyek, Ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman, mengatakan kepada surat kabar bahwa dia yakin berbagai kejahatan yang tercatat tidak mewakili semua tindakan yang dilakukan terhadap umat Islam.

Januari lalu, polisi mulai mendata kejahatan di bawah kategori khusus, setelah seruan dari komunitas Muslim negara tersebut untuk mengambil tindakan yang lebih intensif terhadap meningkatnya jumlah kejahatan para pembenci penggerak anti-Muslim.

Jerman, sebuah negara dengan 81,8 juta orang, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis.

Di antara 700 juta Muslim di negara ini, 3 juta jiwa berasal dari Turki. Banyak dari mereka adalah generasi kedua atau ketiga keluarga Turki yang bermigrasi ke Jerman tahun 1960-an dan terintegrasi dengan baik.

Negara ekonomi terbesar Uni Eropa telah menyaksikan berkembangnya Islamofobia dan kebencian terhadap para migran dalam beberapa tahun terakhir yang dipicu oleh propaganda dari partai-partai sayap kanan dan penduduk yang telah mengeksploitasi kekhawatiran akan krisis pengungsi dan terorisme.(T/R01/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.