Bengkulu, MINA – Seekor gajah betina berusia 20 tahun ditemukan mati di wilayah Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Teramang, Desa Retak Mudik, Mukomuko, Bengkulu.
Mamalia bertubuh besar tersebut diperkirakan sudah mati sejak sepekan yang lalu, di kebun sawit milik warga. Demikian keterangan yang diberikan pada MINA, Ahad (1/7).
Dari hasil pemeriksaan di lokasi kejadian menunjukkan, beberapa organ tubuh gajah malang itu mulai hancur dan membusuk.
Beberapa petugas dari tim gabungan sejumlah lembaga seperti BKSDA Bengkulu, Polsek Sungai Rumbai, Babinsa Koramil dan sejumlah lembaga lainnya, dipimpin drh. Yanti, Sabtu (30/6) segera melakukan pemeriksaan mendalam untuk mengetahui secara pasti kematian gajah betina itu.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Dalam pemeriksaan forensik veteriner oleh drh. Yanti, diambil 14 sampel dari hasil bedah bangkai untuk pemeriksaan toksikologi dan histopatologi. Selain itu juga diambil sampel untuk pemeriksaan DNA.
“Sampel yang diambil nantinya digunakan untuk pemeriksaan laboratorium guna mendiagnosa penyebab kematian satwa. Penyebab pasti masih kita selidiki lebih dalam,” kata drh. Yanti.
Gajah betina ini menjadi gajah kedua yang mati di wilayah Sumatera dalam sebulan terakhir. (Baca juga: Gajah Jinak Berusia 27 Tahun di Aceh Mati Diracun)
Sebelumnya, seekor gajah jinak berusia 27 tahun di Conservation Respon Unit (CRU) Serbajadi, Desa Bunin, Kabupaten Aceh Timur, ditemukan mati pada Sabtu (9/6) pagi. Saat ditemukan, salah satu gadingnya sudah diambil. (L/R06/P1)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Mi’raj News Agency (MINA)