Bangkok, 26 Rabi’ul Awwal 1435/28 Januari 2014 (MINA) – Lebih dari 500 pengungsi etnis Muslim Rohingya dari Myanmar ditemukan dalam operasi razia polisi Thailand di kamp pengungsian di dekat tapal batas Thailand dengan Malaysia , mereka diduga korban aksi “human trafficking”.
Polisi Thailand mengatakan, para pengungsi tersebut, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak berusia di bawah lima tahun, ditemukan di sebuah perkebunan karet di bagian selatan negara itu, dekat perbatasan dengan Malaysia, Senin (27/1), demikian diberitakan TV Press yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kolonel Polisi, Kan Tammakasem mengatakan, para pengungsi tersebut dalam kondisi kelaparan dan sebagian dalam keadaan sakit. Mereka berharap untuk dapat meneruskan perjalanan ke Malaysia. Tiga pria Thailand yang menjaga kamp dilaporkan telah ditahan.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Menurut catatan, sekitar 800.000 anggota etnis muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar Barat dirampas hak-haknya akibat kebijakan diskrimintif yang diberlakukan penguasa Myanmar yang menolak kewarganegaraan mereka, sehingga membuat mereka rentan terhadap aksi kekerasan dan penganiayaan, pengusiran, dan pemindahan paksa oleh kelompok ekstrim Budha di wilayah itu.
Pemerintah Myanmar sejauh ini menolak untuk memberikan kewarganegaraan Myanmar bagi etnis Rohingya meskipun di tengah tekanan internasional yang mendesak agar mereka diberikan status legal. Muslim Rohingya menghadapi penyiksaan, pengabaian dan penindasan di Myanmar dalam kurun waktu bertahun-tahun dan ratusan diantara mereka idiyakini tewas dan ribuan mengungsi akibat provokasi dan serangan dan pembakaran rumah-rumah mereka oleh kelompok ekstrim Budha Rakhine.
Pasukan militer Myanmar diduga menyediakan bensin untuk membakar rumah-rumah penduduk desa Muslim Rohingya, yang kemudian terpaksa mengungsi. Masyrakat internasional menilai, Pemerintah Myanmar gagal melindungi Muslim Rohingya.
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian juga mengecam aksi kekersan yang dilakukan rezim militer Myanmar terhadap penduduk muslim Rohingya tersebut. Nenek moyang kaum etnis Rohingya berasal dari Persia, Turki, Bengali dan Pathan yang bermigrasi ke Myanmar pada awal abad ke-8.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Amnesti International dan aktivist Hak Asasi Manusia (HAM) telah menerbitkan sebuah laporan, menyerukan rezim yang berkuasa di Myanmar untuk mengambil tindakan tegas guna melindungi warga Muslim Rohingya dari tekanan kelompok ekstrim Budha. (T/P012/E02/Mi’raj News)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Anda juga dapat mengakses berita-berita MINA melalui handphone.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam