Kairo, MINA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengutuk keras penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh ekstremis Yahudi yang dipimpin oleh menteri sayap kanan Itamar Ben Gvir dan Yitzhak Wasserlauf.
Dia menekankan, para ekstremis Yahudi tersebut mendorong situasi ke ambang jurang dan dengan sengaja memprovokasi perasaan ratusan juta Muslim di seluruh dunia, demikian WAFA melaporkannya, Selasa (13/8).
Juru bicara Sekjen Liga Arab, Jamal Rushdi, mengatakan, penyerbuan masjid terjadi di bawah perlindungan polisi penjajah Israel, yang mengubah kota tua menjadi barak militer dan memberlakukan pembatasan pada masuknya jamaah muslim, dengan menganggap pemerintah pendudukan sepenuhnya bertanggung jawab atas eskalasi yang provokatif ini.
Ia juga mengutuk serangan berulang-ulang ke Masjid Al-Aqsa sebagai pelanggaran status quo historis dan hukum kota Yerusalem dan sebagai bagian dari kebijakan sistematis penjajah untuk memaksakan pembagian baik waktu dan ruang Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Ia menekankan, upaya Zionis Israel untuk memainkan politik dengan membangkitkan kemarahan perasaan keagamaan dan memprovokasi umat Islam adalah strategi yang murahan dan berbahaya.
Menteri Keamanan Nasional pendudukan Zionis Israel Itamar Ben Gvir dan Menteri Urusan Negev dan Galilea Yitzhak Wasserlauf, Selasa (13/8), menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Yerusalem Timur) dengan perlindungan polisi pendudukan.
Wafa melaporkan, Ben Gvir dan Wasserlauf menyerbu Masjid Al-Aqsa dari Gerbang Al-Maghariba dan berkeliling di halaman timur.
Polisi pendudukan Israel juga mencegah jamaah Muslim memasuki Masjid Al-Aqsa saat penyerbuan yang dilakukan oleh kedua menteri ekstremis itu.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Hal ini menjadi penyerbuan keenam ke Masjid Al-Aqsa oleh Ben Gvir sejak ia memangku jabatannya pada akhir 2022 lalu.
Sebelumnya, ribuan pemukim ilegal Israel pada Selasa (13/8) pagi menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dengan perlindungan pasukan polisi pendudukan.
Menurut Wakaf Islam Yerusalem, 1.200 pemukim Yahudi Israel masuk ke Masjid Al-Aqsa secara berkelompok dan melakukan ritual Talmud di halamannya dalam sebuah operasi penyerbuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bertepatan dengan penyerbuan tersebut, polisi pendudukan Israel mengubah Kota Tua Yerusalem menjadi zona militer yang dijaga ketat.[]
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)