Jeddah, 15 Rabi’ul Akhir 1438/14 Januari 2017 (MINA) – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Dr. Yousef A. Al-Othaimeen menegaskan kembali penolakan atas niat Presiden AS terpilih Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke kota Yerusalem (Al-Quds).
Ia menilai langkah tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB, terutama resolusi 478 yang menyerukan negara yang telah membuka misi diplomatik mereka di Yerusalem untuk menarik misi ini dari kota tersebut. Demikian International Islamic News Agency (IINA) yang dikutip MINA,, Sabtu (14/1).
Sekjen OKI menyatakan bahwa kota Yerusalem adalah bagian dari wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1967, sesuai dengan resolusi legitimasi internasional, terakhir melalui resolusi DK PBB 2334 yang disyahkan pada bulan Desember 2016 yang baru lalu.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Lebih lanjut, dia menyerukan kepada semua negara untuk membedakan secara hukum antara wilayah Negara Israel dan wilayah-wilayah pendudukan sejak 1967, termasuk kota Yerusalem.
“OKI menegaskan kembali penolakan organisasi negara Islam ini untuk setiap tindakan atau upaya yang dapat menyebabkan mengurangi status hukum kota Yerusalem sebagai kota yang diduduki Israel,” katanya.
Ia menyerukan Pemerintah AS untuk menahan diri dari langkah ilegal tersebut dan mengingatkan dampak yang serius di semua tingkatan dari pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem.
Sebelumnya setelah memenangkan pemilihan Presiden AS, Donald Trump menyatakan, ia berharap Gedung Putih akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) ke wilayah itu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Hal tersebut diungkapkan Trump sesaat sebelum berbicara kepada kelompok lobi pro Israel terbesar di Washington.
Pernyataan Trump ini berbeda dengan sikapnya sebelumnya yang menyatakan bersikap netral dalam menyikapi sengketa Israel-Palestina. Namun, sikap itu berubah beberapa jam sebelum bertemu dengan kelompok lobi pro Israel, AIPAC, di Washington.
“Tidak ada orang yang lebih pro-Israel dari saya. Kami harus melindungi Israel yang sangat penting bagi kami,” kata Trump kepada stasiun televisi CNN.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya, tetapi banyak negara, termasuk AS sebelum ini yang merupakan sekutu utamanya, telah menolak memindahkan misi diplomatik mereka ke sana, sebab status dan perbatasan wilayah itu masih sengketa. (P07/P1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Miraj Islamic News Agency (MINA)