New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan kekurangan pangan global dalam beberapa bulan mendatang.
“Perang telah memperburuk kerawanan pangan di negara-negara miskin karena kenaikan harga.Dunia bisa menghadapi kelaparan yang berlangsung selama bertahun-tahun jika ekspor Ukraina tidak dikembalikan ke tingkat sebelum perang,” katanya. Saudi Gazette melaporkan, Kamis (19/5).
“Ada cukup makanan di dunia kita sekarang, jika kita bertindak bersama. Tetapi jika kita tidak menyelesaikan masalah ini hari ini, kita menghadapi kekurangan pangan global dalam beberapa bulan mendatang,” tambahnya.
Guterres menegaskan, tidak ada solusi efektif untuk krisis pangan tanpa mengintegrasikan kembali produksi pangan Ukraina, serta pupuk yang diproduksi oleh Rusia dan Belarusia, ke pasar global.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Saat ini, Guterres sedang berkomunikasi mendalam dengan Rusia dan Ukraina, serta AS dan Uni Eropa, dalam upaya untuk mengembalikan ekspor makanan ke tingkat normal.
“Keamanan yang kompleks, implikasi ekonomi dan keuangan membutuhkan niat baik dari semua pihak,” katanya.
Rusia dan Ukraina menghasilkan 30% dari pasokan gandum dunia dan sebelum perang Ukraina dipandang sebagai keranjang roti dunia, mengekspor 4,5 juta ton hasil pertanian per bulan melalui pelabuhannya.
Sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari, ekspor telah runtuh dan harga meroket. Sekitar 20 juta ton biji-bijian saat ini tertahan di Ukraina dari panen sebelumnya. Jika dilepaskan, dapat mengurangi tekanan di pasar global. (T/Hju/P1)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Mi’raj News Agency (MINA)