Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah, Redaktur Senior MINA
Sebentar lagi bulan Sya’ban berakhir, bulan suci Ramadhan pun menjelang. “Marhaban Ramadhan” selamat datang bulan penuh berkah.
“Ahlan wa sahlan”, kita sambut dengan lapang dada, penuh kegembiraan. Kita merasa gembira karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah, diasuh dan dibasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah melalui bulan nan suci ini.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika menyambut Ramadhan:
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ
Artinya : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu”. (HR Ath-Thabrani).
Pada hadits lain disebutkan:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كَتَبَ اللّهُ عَلَيْكُمْ صِيَا مُهُ فِيْهِ تُفْتَحُ اَبْوَابَ الجِنَانِ وَتُغْلَقُ اَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُ هَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya : ”Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah mewajibkan atas kalian shaum padanya. Di dalamnya dibuka lebar-lebar pintu-pintu surga, dan dikunci rapat-rapat pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaithan-syaithan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti diharamkan baginya segala rupa kebajikan”. (HR Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Baihaqi, dari Abu Hurairah).
Ramadhan, itulah, tamu agung nan mulia, bulan penuh berkah, bulan diwajibaknnya shaum (puasa) Ramadhan sebulan penuh. (QS Al-Baqarah [2]: 183).
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
Imam Ibnu Rajab menyebutkan, “Bagaimana mungkin orang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa dan ingin bertobat serta kembali kepada Allah tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para syaitan dibelenggu?”
Itulah keutamaan Ramadhan. Maka, para ulama salaf jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan suci Ramadhan, mereka berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar mereka mencapai bulan yang mulia tersebut. Karena mencapai bulan Ramadhan merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Allah.
Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulu para ulama salaf berdoa kepada Allah selama enam bulan sebelum Ramadhan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian mereka berdoa kepada-Nya selama enam bulan berikutnya setelah Ramadhan agar Allah berkenan menerima amal-amal shaleh yang mereka kerjakan dalam bukan Ramadhan.”
Menyambut datangnya bulan Ramadhan, mari kita dengan bersungguh-sungguh berdoa dan mempersiapkan diri untuk mendulang pahala kebaikan, pengampunan serta keridhaan dari Allah.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Mari kita membersihkan diri dari niat, sifat dan akhlak yang buruk, sehingga dapat memasuki Ramadhan dengan hati bersih (Qolbun Salim).
Sudah lazim jika di desa-desa pada umumnya, kaum Muslim saling berziarah, berkunjung, saling memaafkan, pada akhir Ramadhan, sebelum tamu Ramadhan ini datang. Juga bagi kaum Muslimah yang mempunyai hutang shaum (puasa) pada tahun lalu, untuk segera membayarnya pada bulan Sya’ban ini.
Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan suci Ramadhan dengan hati bersih, serta dapat menikmati amaliyah Ramadhan dengan sebaik-baiknya, Allah ampuni dosa-dosa kita, hingga kita berkesempatan meraih gelar Muttaqiin. Aamiin. (A/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan