Tarakan, Kalimantan Utara, MINA – Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXIV telah resmi dibuka pada Sabtu malam oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Islamic Center Masjid Baitul Izza Kota Tarakan , Kalimantan Utara. Ribuan masyarakat dan peserta dari 34 Provinsi di Indonesia hadir menyaksikan acara pembukaan.
Lukman berpesan berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus menjaga harmonisasi sosial dan kerukunan hidup beragama. Menurutnya, harmoni dan kerukunan merupakan fundamen persatuan dan kesatuan bangsa. “Kita perlu menghindarkan bersama segala potensi yang menggiring masyarakat ke arah konflik, terlebih konflik yang mempunyai sangkut paut dengan isu – isu agama,” kata Menag.
Ia menambahkan bahwa Islam yang ada di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin, mengajarkan toleransi terhadap perbedaa-perbedaan yang ada di umat Islam juga pemeluk agama lainnya.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Menag mengajak masyarakat untuk lebih memahami, mendalami, dan mengamalkan empat pilar kebangsaan, yaitu: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Menututnya, empat pilar itu bukan alat mengekang, mengintimidasi dan mendiskriminasi, tapi justru memberikan jaminan kepada warga negara yang ingin menjalankan ibadah sesuai agamanya.
“Saya yakin, jika tatanan kebangsaan dan kemasyarakatan kita yang kondusif dapat terus kita pelihara, dengan izin Allah, kita akan mampu membangun hari esok yang lebih baik dan menyelamatkan Negara Republik Indonesia dari segala bahaya perpecahan dan krisis nilai yang berpotensi melanda masyarakat di era globalisasi ini,” katanya.
Menurut rilis pers dari Kementerian Agama (Kemenag), STQ Nasional XXIV ini diikuti 460 orang peserta dari 34 Provinsi dan diselenggarakan mulai dari 16 – 22 Juli 2017.Pembukaan STQ Nasional Ke 24 ini menyajikan tarian kolosal yang bercerita tentang Umar Bin Khatab yang dimainkan 150 Siswa dan Siswi se Kota Tarakan.
Sementara itu, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Utara Suryansah mengatakan, penyelenggaraan STQ bukan hanya sekedar ajang lomba saja, tetapi menjadi ajang memahami Al Quran dan menjadi amalan bagi umat Muslim. “Harapan kita, masyarakat melek Al Quran, tidak hanya sebagai bacaan tetapi juga pemahaman. Termasuk juga seni dan budaya Islam, khususnya bagi generasi Muda,” katanya. (L/R08/P1)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)