Semarak Belajar Tahfidz Quran di Negeri Jiran

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj News Agency (MINA)

Kuala Lumpur, (MINA) –  Ada rasa dahaga nan sangat, ketika anak-anak hendak belajar Tahfidz Al-Quran di negeri jiran Mereka gunakan waktu bangsa dua jam sahaja dalam sehari pagi hari atau petang hari belajar Al-Quran di Masjid, Surau atau Akademi Tahfidz Al-Quran.

Para asatidz, walau dengan serba keterbatasan metode, tetap bergairah mengajari anak-anak belajar mulai dari Iqro’ (membaca) Al-Quran.

Jika mereka bersekolah di tingkat dasar atau menengah pagi hari, maka mereka akan belajar Al-Quran pada sore harinya. Demikian sebaliknya, jika mereka belajar di sekolah dasar atau menengah sore hari, maka mereka akan belajar pagi hari.

Faktor kedua orang tuanya bekerja, menjadi hal utama yang melatarbelakangi mereka menitipkan putra-putrinya belajar Al-Quran.

“Umumnya anak-anak belajar 1-2 jam dalam sehari, hanya ngaji Quran, atau Tahsin,” ucap Ustadzah Zahra Al-Hafidzah, salah seorang guru ngaji di Madrasah Tahfidz Masjid Raya As-Salam kawasan Puchong, Selangor, Malaysia, saat ditemui Penulis, pada Selasa (3/7/2018).

Di tempat ia mengajar ngaji, ada sekitar 60 anak kelas pagi, dan jumlah yang hampir sama di sore harinya.

Penulis, yang sempat berkunjung ke Madrasah Tahfidz itu, diberi kesempatan memberikan tausiyah motivasi untuk anak-anak yang sedang belajar Al-Quran.

“Al-Quran tu pedoman hidup kita, jadi mesti kita pelajari. Kita baca, kita hafaz dan kita amalkan,” Penulis yang datang dari Jakarta pada Ahad (1/7/2018) mencoba berceramah dalam logat Indonesia-Melayu.

Tingkatan yang perlu dilalui yaitu Tahsin, Tahfidz, Tafsir dan tadabbur, Penulis menambahkan.

Karena umumnya anak-anak masih pada tahapan tahsin, Penulis menjawab pertanyaan salah satu siswa, bahwa tahapan tahsin boleh ditempuh dalam satu tahun.

“Enam bulan pertama tahsin makharijul huruf, yang biasanya di Indonesia menggunakan metode Iqro’, Qiro’ati, atau Tilawati. Sila mana yang dikuasai. Sama baiknya yang penting berkala dan ada tercatat pada buku prestasi,” Penulis masih melanjutkan.

Bila sudah selesai dalam enam bulan, atau Iqro’ jilid enam, maka berikan Syahadah Tahsin Iqro’ Al-Quran. Dengan mengundang orang tua siswa, sebagai pelaporan dan penampilan siswa. Penulis kali ini menyampaikan di hadapan asatidz pengajar.

Selanjutnya, dalam enam masa berikutnya, Program Tahsin Juz ‘Amma, dengan target dalam enam bulan selesai Tahsin Juz ‘Amma, membaca sampai khatam.

“Ustadz, selfi-selfi ye…,” kali ini budak-budak tu minta selfi, buat kenang-kenangan katanya. Mereka tak boleh bawa handphone, akhirnya pakai handphone ustadznya.

“Klik, klik,….”, mereka sangat senang, senyum cerah dan jernih, sejernih pikirannya. Sambil menciumi tangan Penulis.

Tak jauh dari Madrasah Tahfidz, dalam hitungan sekitar setengah jam, Penulis pun berkunjung ke Akademi Tahfidz Nurul Quran. Masih di kawasan Selangor, Malaysia.

Di akademi ini ada dua program utama, pagi dan sore sama seperti di Madrasah Tahfidz As-Salam, serta ada beberapa siswa yang menginap (boarding school) kelas khusus Tahfidz.

“Modal utama adalah hati yang bersih, ikhlas dan jujur, shalat tahajud terus-menerus untuk memperkuat tekad, serta doa,” ujar Tsabit Al-Hafidz, salah seorang pengajar tahfidz.

Lagi-lagi di sini terlihat wajah-wajah bersih dari dosa, anak-anak usia sekolah dasar di asrama, jauh dari orang tua, yang hendak menjadi penghafal Al-Quran. Insya-Allah.

Untuk meningkatkan program Tahsin dan Tahfidz Al-Quran, Akademi Tahfidz ini menjalin kerjasama dengan Ma’had Tahfidz Al-Quran Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) berpusat di Bekasi, Jawa Barat.

Program yang dicanangkan meliputi Tahsin, Tahfidz, Tafsir dan tadabbur Al-Quran, dengan masing-masing memiliki Syahadah (Sijjil) bertaraf internasional dalam bahasa Arab dan Inggris.

Ada rasa bahagia bercampur haru dan bangga, melihat generasi masa depan umat Islam seusia mereka memiliki kecintaan yang tinggi terhadap Al-Quran. Tinggal pihak pengelola yang mesti mampu memprogram Tahsin dan Tahfidz itu dengan sebaik-baiknya.

Kelak mereka akan berjumpa dengan rekan-rekan sebayanya yang juga belajar Al-Quran, dari Indonesia, Timur Tengah, Asia, Eropa dan lainnya. Menyatu dalam irama yang sama, Generasi Qurani.

Dari generasi Qurani ini diharapkan akan menyebarkan rahmat, keberkahan dan cahaya ilmu ke segenap alam. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.