Sepakati Gencatan Senjata, Netanyahu Dituntut Mundur

Tel Aviv, MINA – Ratusan orang berdemonstrasi di Tel Aviv pada Kamis (15/11) untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Israel, Benjamin pasca kesepakatan dengan faksi-faksi Palestina di Gaza.

Seperti yang dilaporkan Anadolu Agency (AA), Jumat (16/11), sekitar 400 pendemo dari pemukiman Yahudi di sekitar Gaza melakukan demonstrasi terhadap Netanyahu dengan memblokir lalu lintas di salah satu jalan utama di pusat kota Tel Aviv.

Para pengunjuk rasa mengecam keputusan Netanyahu untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata dan menuduhnya sebagai pemimpin yang lemah dalam memimpin negara.

“Selatan tidak akan diam lagi,” kata spanduk yang dibawa oleh demonstran.

Para pengunjuk rasa mengatakan, Netanyahu tidak cukup dalam memberikan keamanan di permukiman Yahudi di selatan Israel. Mereka membawa  slogan-slogan, “Bibi, kami tidak membutuhkanmu, kembalilah ke rumah.”

“Kami membayar pemerintah untuk memecahkan masalah. Kami ingin orang-orang ini melakukan pekerjaan mereka,” kata salah seorang pengunjuk rasa Adele Raemer.

Sehari sebelumnya, sejumlah warga Israel juga melakukan aksi berdemonstrasi di luar gedung Knesset (Parlemen Israel) di Yerusalem untuk menyerukan pengunduran diri Netanyahu.

Sejak Ahad (11/11), setidaknya 14 warga Palestina telah menjadi korban oleh serangan udara dan artileri Israel di seluruh wilayah yang diblokade.

Pada malamnya, seorang perwira Israel tewas – dan lainnya terluka – dalam operasi Israel di darat yang gagal.

Ketegangan sedikit berkurang pada Selasa (13/11) setelah Israel dan kelompok-kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza setuju dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

Sejak 2006, Israel telah mengepung Jalur Gaza dari darat, laut, dan udara. (T/R06/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.