Kabul, 15 Rabi’ul Awwal 1435/17 Januari 2014 (MINA) – Tim pencari fakta yang dibentuk Presiden Afghanistan, telah menemukan bukti, serangan udara AS Rabu lalu telah menewaskan sedikitnya 13 warga sipil di Provinsi Parwan daerah timur laut Afganistan.
Seorang anggota tim pencari fakta mengatakan dalam konferensi pers, Jumat, di Kabul, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Sebelumnya sebuah laporan awal mengatakan, korban tewas sedikitnya delapan orang.
Tim Pencari Fakta segera menjalankan tugasnya setelah Presiden, Hamid Karzai memerintahkan agar segera mengadakan penyelidikan atas serangan yang mematikan itu.Demikian Press Tv yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Terdapat peningkatan korban jiwa dan terluka, sebagian besar korban warga sipil, selama beberapa bulan terakhir ini akibat serbuan pasukan darat AS maupun akibat serangan udara. AS menyerbu Afghanistan tahun 2001 dengan dalih melawan teror.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pemerintah Afghanistan telah meminta AS untuk untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil. Penyerangan-penyerangan ini juga telah membuat maraknya kemarahan rakyat Afghanistan.
Warga Afghanistan mengadakan berbagai aksi protes di seluruh negeri untuk mengutuk serangan AS tersebut.
Para pejabat Afghanistan, termasuk Presiden Afganistan, Karzai, juga mengutuk banyaknya pembunuhan warga sipil akibat serangan militer AS.
Sementara itu perundingan mengenai keberadaan pasukan AS secara terbatas, setelah penarikan pasukan-pasukan asing ini nanti, masih belum menemukan titik temu. AS dan Afghanistan masih berbeda pendapat dalam pembicaraan untuk menyusun perjanjian keamanan bilateral pasca penartikan pasukan asing.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Washington telah meningkatkan tekanan pada Kabul untuk menandatangani kesepakatan yang akan memungkinkan beberapa ribu tentara AS tetap berada di Afghanistan pasca penarikan nanti pada pada 2014 ini juga.(T/P012/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam