Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sertifikasi Mubaligh, Nazaruddin Umar Menilai Kebijakan Tidak Tepat

kurnia - Sabtu, 11 Maret 2017 - 06:43 WIB

Sabtu, 11 Maret 2017 - 06:43 WIB

374 Views ㅤ

Pelantikan dan Pengukuhan Bakomubin Periode 2017-2022 (Foto; MINA)

 

Jakarta, 12 Jumadil Akhir 1438/11 Maret 2017 (MINA) – Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr Nusaruddin Umar mengatakan, rencana Kementerian Agama membuat sertifikasi mubaligh adalah tidak tepat karena akan berpengaruh terhadap ruang gerak mubaligh.

“Karena program sertifikasi khatib khotbah Jumat hanya akan membatasi ruang gerak mubaligh, apalagi saat ini kehidupan ummat sangat sensitif sehingga rencana tersebut bisa berakibat salah menafirkan,” kata Umar dalam sambutan Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Periode 2017-2022 di Jakarta, dengan tema “20 tahun Bakomubin dan kebangkitan Mubaligh Indonesia dan Kuat”, di Masjid Cut Meutia, Jakarta Jumat (11/3) malam.

Menurut Umar yang pernah menjabat Wakil Mednteri Agama itu, akan lebih baik jika pemerintah membuat program pelatihan mubaligh yang dapat meningkatkan kapasitas mubalig ,serta memikirkan kesejahteraan mubalig sebagai para pejuang agama dalam memyampaikan risalah kenabian.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

“Saat ini ummat Islam menghadapi tantangan dakwah yang cukup besar, pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan yang positif bagi para da’i dan mubaligh dalam menjalankan tugas keulamaannya,” ujar Umar yang juga sebagai Wakil Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sebelumnya Wakil Ketua Pertimbangan MUI Didin Hafidhuddin mengatakan, pemerintah tidak perlu capek-capek membuat sertifikasi khatib salat Jumat.

“Langkah ini, hanya membuat kecurigaan dan kontraproduktif. Untuk apa gunanya, kitakan sudah punya lembaga yang mewadahi para alim ulama yaitu MUI,” kata Didin di Kantor MUI Pusat, Jakarta Pusat.

Menurut Didin, lebih baik kerja sama dengan MUI kemudian melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kualitas ulama, misalnya penataran-penataran yang dibiayai pemerintah.

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

“Jadi jangan kemudian menimbulkan kesan, kok curiga amat sih kepada ulama, para khatib dan dai,” ujar Didin.

“Bangsa ini bisa bertahan dari segala ujian karena ada ulama, para khatib, guru agama dan para santri. Mereka rela tidak dibayar untuk membangun negara dan menyelamatkan NKRI,” jelas Didin. (L/R03/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Menteri Agama (Menag RI) Nasaruddin Umar (foto: Kemenag RI)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia