Naypyidaw, 10 Muharam 1435/3 November 2014 (MINA) – Setidaknya ada 33 wartawan dan pekerja media meninggal sepanjang tahun 2014 Asia Pasifik, termasuk 13 kasus terjadi di Pakistan, demikian Federasi Internasional Jurnalis (IFJ).
Pernyataan ini dikeluarkan Ahad, bersamaan dengan ratusan wartawan Myanmar turun ke jalan di Rangoon memperingati Hari Internasional PBB untuk Mengakhiri Kejahatan Terhadap Wartawan.
Demonstrasi itu juga bertujuan mengirim pesan kepada Pemerintah Thein Sein agar mengambil langkah-langkah aktif untuk melindungi wartawan, demikian diberitakan Democratic Voice of Burma dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Sekitar 100 demonstran berkumpul dalam unjuk rasa solidaritas di depan Balai Kota Rangoon mengenakan gelang hitam untuk memprotes apa yang mereka katakan adalah represi berkelanjutan kebebasan media dan penangkapan terus wartawan di Myanmar.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Dipimpin oleh Jaringan Jurnalis Myanmar (MNJ), para demonstran menyalakan lilin dan mengelilingi Sule Pagodaber untuk mendoakan keselamatan wartawan.
Sekretaris jenderal MNJ, Myint Kyaw mengatakan wartawan yang terus-menerus di bawah ancaman dan sering mengalami dikriminalkan di Myanmar. Dia juga mencatat meskipun prospek reformis dicanangkan pemerintah Thein Sein, itu tetap bungkam ketika dua wartawan dipukuli di Lashio dan para pelaku berhasil lolos.
Wartawan di Myanmar tidak hanya korban pemerintah tetapi juga jadi korban dari kelompok-kelompok bersenjata dan gerilyawan di dalam negeri.
Protes terhadap pembunuhan wartawan Par Gyi oleh tentara Myanmar bulan lalu menjadi perhatian banyak orang dan komunitas media di dalam dan di luar negeri. Sebuah penyelidikan menyatakan perlunya memanggil Presiden Thein Sein, sementara Kedutaan Besar AS mendesak penyelidikan transparan dalam kematian wartawan tersebut.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Melalui media sosial, dilancarkan kampanye #whatareyoudoing, komunitas jurnalis, di seluruh Asia bertujuan untuk menindak para pemimpin pemerintah dan pembuat kebijakan yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap wartawan.
Untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan yang kurang bersahabat kepada wartawan dan banyak nyawa yang hilang saat melaporkan fakta dari lapangan, IFJ meluncurkan 22-hari “kampanye dan impunitas” pada Ahad.
Direktur Asia-Pasifik IFJ, Jane Worthington, mengatakan: “Kampanye ini mengingatkan dunia bahwa wartawan memang penting. Mereka memiliki keluarga yang menunggu mereka. Semua melaksanakan tugas penting dan berbahaya untuk memberi informasi kepada masyarakat. Tapi saat ini setiap wartawan terancam, akan kematian ditengah negara yang menganut sistem demokrasi.(T/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam