Jakarta, MINA – Tokoh Indonesia yang bersinar di Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali mengatakan, seorang Muslim jangan sampai kehilangan identitas yaitu harus punya peran sebagai penentu di manapun ia berada.
Hal itu disampaikan Shamsi Ali di depan para santri Muhammadiyah Boarding School (MBS) Ki Bagus Hadiksumo, Bogor, Kamis (22/11).
“Dalam dunia akademis sangat penting bila dikaitkan dengan fenomena pelajar Muslim yang belajar di Barat atau Amerika yang kehilangan identitas. Tidak sedikit dari mereka yang pola pikirnya menjadi westernized, terbarat-baratkan,” ujar Shamsi Ali yang juga imam di Islamic Center of New York dan direktur Jamaica Muslim Center tersebut.
Dia menegaskan, seorang Muslim tidak boleh inferior yang pasrah ditentukan harus begini dan begitu. “Jadilah penentu, meskipun berada di negeri orang.”
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Imam Syamsi Ali menyuguhkan contoh-contoh konkret sejak di Pakistan, Jeddah, sampai New York dan Washington DC.
“Bahwa seorang intelektual Muslim boleh saja belajar, menetap, bergaul, bekerja, bahkan mencari penghidupan bersama orang di Barat atau Amerika. Tetapi karakter autentiknya sebagai muslim tidak berubah, paham Islamnya tidak berubah, bahkan bisa mengubah kekeliruan pola pikir hegemoni Barat Amerika tentang Islam,” tegasnya.
Dia melanjutkan, “Santri harus punya tiga hal yang menjadi kesimpulan dalam pembicaraan ini yang pertama, santri juga harus mengenal Islamic World View atas identitas yang autentik. Kedua, harus open minded dan membuka diri untuk berdialog. Ketiga, public speaking skill, kita harus punya konsep learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together,” tutupnya. (L/R07/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta