Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan, total kerugian ekonomi Palestina akibat pandemi virus corona (COVID-19) diperkirakan mencapai AS$ 3,8 miliar di semua sektor.
“Perkiraan pemerintah tentang total kerugian dalam ekonomi Palestina berjumlah AS$ 3,8 miliar dan berbagai sektor akan terpengaruh,” katanya dalam konferensi video dengan para duta besar, konsul dan perwakilan dari berbagai negara, Kamis (8/4), demikian WAFA melaporkan.
Ia mengatakan, jumlah pasti kerugian akan diaudit oleh komite bersama antara pemerintah dan Bank Dunia.
Shtayyeh juga menjelaskan komponen-komponen kebutuhan mendesak pemerintah senilai AS$137 juta untuk menghadapi pandemi, yang meliputi penyediaan obat-obatan dan peralatan dan bantuan lain untuk sektor kesehatan.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Ia juga menjelaskan tentang rencana anggaran darurat yang disetujui oleh Presiden Mahmoud Abbas dengan tujuan menjaga pengeluaran publik seminimal mungkin demi mempertahankan bantuan untuk keluarga yang membutuhkan, mendukung sektor kesehatan, membayar gaji pegawai pemerintah dan memenuhi kebutuhan keamanan.
Sementara itu, dia mengatakan defisit anggaran diperkirakan akan meningkat menjadi AS$ 1,4 miliar karena penurunan pendapatan pemerintah lebih dari 50 persen.
Ia berharap para donor mendukung rencana tanggapan Palestina untuk menghadapi pandemi COVID-19, dan bekerja merealokasi dana pembangunan serta pengembangan untuk mendukung anggaran publik dan memenuhi kebutuhan kesehatan mendesak di Palestina.
Shtayyeh menambahkan, walaupun pandemi dan dampak ekonomi serta sosialnya menimbulkan tantangan bagi semua negara di dunia, situasi di Palestina adalah sesuatu yang khusus, karena pendudukan Israel dan kurangnya kedaulatan atas tanah dan perbatasan. (T/R6/P1
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Mi’raj News Agency (MINA)