Shtayyeh: Rencana Israel Bangun Taman Permukiman di Yerusalem Harus Dihentikan

Ramallah, MINA –Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh mengatakan, rencana pendudukan membangun sebuah taman permukiman antara Yerusalem dan Laut Mati di atas lahan seluas sekitar satu juta dunum adalah peluru terakhir dari sisa solusi dua negara. Itu harus dihentikan.

Hal itu disampaikan Shtayyeh dalam pertemuan kabinetnya pada Senin (20/6) yang diadakan di Ramallah, WAFA melaporkan.

Ia mengatakan bahwa rencana ini, jika dilaksanakan, akan membagi Tepi Barat menjadi dua.

Shtayyeh memperingatkan konsekuensinya dan menyerukan kepada masyarakat internasional, dan semua orang yang mengatakan mereka mendukung solusi dua negara agar segera bertindak menghentikan agresi Israel yang terang-terangan ini.

Shtayyeh juga mempertimbangkan rancangan undang-undang yang diajukan ke parlemen Israel, Knesset, yang melarang pengibaran bendera Palestina di wilayah Tepi Barat yang dikuasai Israel, terutama di Area C.

Israel mengumumkan proposal untuk pembangunan taman nasional terbesar di Tepi Barat. Menurut seorang ahli Palestina, inilah sebabnya Israel terus melakukan penyitaan tanah Palestina dalam beberapa tahun.

Taman itu rencananya akan dibangun membentang antara timur Yerusalem dan Laut Mati. Pembangunan taman itu secara efektif menyita satu juta dunum (1.000 kilometer persegi) tanah Palestina yang saat ini diklasifikasikan sebagai Area C, yang berada di bawah kendali langsung militer Israel. (T/R6/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)