Doha, MINA – Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, Israel akan bertanggung jawab atas pembunuhan pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri, dan menyebutnya sebagai “tindakan terorisme dan pelanggaran kedaulatan Lebanon.”
Haniyeh menyampaikan pernyataan tersebut pada Selasa (2/1), tak lama setelah serangan pesawat tak berawak Israel terhadap pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, yang menyebabkan enam orang syahid, termasuk Arouri. Press TV melaporkan
“Kami berduka atas kesyahidan pemimpin pejuang dan tokoh besar nasional, Syekh Saleh Al-Arouri, serta komandan Al-Qassam Samir Fandi dan Azzam Al-Aqra’, dan sekelompok syuhada, menyusul operasi pengecut Zionis di Beirut,” kata Haniyeh.
“Pembunuhan pemimpin Al-Arouri dan saudara-saudaranya oleh pendudukan Zionis adalah tindakan terorisme total dan pelanggaran kedaulatan Lebanon, memperluas cakupan agresi terhadap rakyat dan negara kami,” katanya.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
“Pendudukan Nazi-Zionis bertanggung jawab atas agresi ini,” tambahnya.
“Darah murni pemimpin syahid Syekh Saleh al-Arouri dan saudara-saudaranya telah bercampur dengan darah puluhan ribu syahid rakyat kami di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan luar negeri,” ujarnya.
Kepala biro politik Hamas melanjutkan dengan mengatakan bahwa “sebuah gerakan yang menawarkan para pemimpin dan pendirinya sebagai syuhada demi martabat rakyat dan bangsa kita tidak akan pernah bisa dikalahkan.”
“Serangan-serangan ini hanya memperkuat kekuatan, ketahanan, dan tekad yang teguh. Inilah sejarah perlawanan dan gerakan ini: setelah pembunuhan para pemimpinnya, mereka menjadi semakin kuat dan bertekad,” katanya.
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara
Arouri, yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Biro Politik gerakan perlawanan Palestina Hamas yang berbasis di Jalur Gaza, dikenal sebagai “arsitek” operasi kelompok perlawanan Gaza pada 7 Oktober, yang menyebabkan ratusan orang ditawan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina