London, MINA – Sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) di Inggris mengajukan tantangan hukum terhadap Menteri Pendidikan Gavin Willamson atas pengarahannya kepada sekolah-sekolah tentang bagaimana harus menangani protes siswa terhadap pemboman Israel di Gaza.
CAGE, sebuah kelompok hak asasi di London, mengajukan tantangan, Senin (2/8) dan menuduh Williamson menyensor “diskusi” tentang Palestina, dan berusaha mengendalikan percakapan politik tentang masalah tersebut di sekolah, demikian Middle East Eye melaporkan.
Pada akhir Mei lalu, Williamson mengirim surat kepada kepala sekolah di seluruh Inggris yang meminta para pemimpin sekolah dan staf agar ‘bertindak dengan tepat’ ketika mereka mengungkapkan pandangan politik tentang Israel-Palestina.
Menteri meminta sekolah-sekolah untuk menekan anti-semitisme, dan mengingatkan kepala sekolah, terkait tugas hukum mereka mengenai ketidakberpihakan politik.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Ia juga mendesak mereka (para pengajar) untuk menyajikan presentasi yang seimbang dari pandangan yang berlawanan tentang Israel-Palestina.
Direktur Pelaksana kelompok HAM CAGE Muhammad Rabbani mengatakan, kasus ini akan berusaha membuktikan bahwa bukan fungsi eksekutif untuk membuat koreografi diskusi politik di sekolah dengan cara rezim otokratis.
“Ini melanggar tradisi dan persyaratan hukum tentang ketidakberpihakan yang telah menjadi benteng melawan propaganda negara. Kita harus menghormati pengalaman dan penilaian para pemimpin sekolah dan bukan politisi yang ingin mengobarkan ‘perang budaya’,” tambahnya.
Departemen Pendidikan Inggris tidak menanggapi permintaan Middle East Eye (MEE) untuk memberikan komentar pada saat penulisan.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Sebelumnya diilaporkan bahwa sekolah-sekolah di seluruh Inggris menindak aktivisme pro-Palestina di lingkungan sekolah. Beberapa siswa didisiplinkan karena memakai keffiyeh dan memegang bendera Palestina.
Beberapa siswa yang berbicara dengan MEE mengatakan, mereka diancam dengan penahanan, pengusiran, dan dilarang mengikuti ujian jika mereka terus memprotes hak-hak Palestina di lingkungan sekolah.
MEND, sebuah perusahaan nirlaba yang mendukung Muslim Inggris, juga mencatat 146 pernyataan dari siswa yang merinci bagaimana sekolah berusaha menghentikan dukungan untuk Palestina. Seorang siswa ditegur karena mengenakan lencana “Bebaskan Palestina”. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia