SMPIT-SMAIT INSAN MANDIRI CIBUBUR SEKOLAH MASA DEPAN

Peremian SMPIT-SMAIT INSAN MANDIRI CIBUBUR SEKOLAH MASA DEPAN
Peresmian SMPIT-SMAIT Insan Mandiri (Foto: MINA)

Jakarta, 10 Rabi’ul Awwal 1437/21 Desember 2015 (MINA) – Membangun sekolah memang bukan seperti membangun warung atau kedai. Membangun sekolah hakikatnya adalah membangun peradaban manusia itu sendiri.

Visi inilah yang menjadikan Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ) yang dimotori oleh Ustaz Husein Alattas, Faried Thalib dan Ichsan Thalib, pada 2013, bertekad membangun -SMAIT diikuti dengan pendirian SD Silaturahim Islamic School (SIS).

Sekolah-sekolah yang berada di lingkungan Kampung Kalimanggis Jatikarya, Jatisampurna, Bekasi itu menerapkan konsep Sekolahnya Manusia, sebuah konsep pendidikan humanis yang dikembangkan oleh , praktisi pendidikan humanis, demikian Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Konsep Sekolahnya Manusia menyakini setiap anak cerdas sesuai dengan multiple intelligences masing-masing anak. Artinya sekolah sebagai wadah pembelajaran setiap peserta didik harus menerima siswa-siswanya dalam berbagai kondisi.

Sekolah ini menjadi agent of change, mengubah kondisi negatif siswa menjadi positif. Pada sisi kurikulum, SD Silaturahim Islamic School, SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur sangat memperhatikan fenomena yang terjadi pada abad 21 ini.

Zaman yang cukup cepat berkembang, kemajuan tehnologi, terutama media bagai pisau bermata dua, dapat membunuh atau sebaliknya dapat membangun hal yang positif. Anak-anak kita harus dipersiapkan dalam mengahadapi era globalisasi ini dengan melakukan pemikiran ulang tentang kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh anak-anak kita.

Pondasi kemampuan yang wajib dimiliki anak-anak kita dalam mengadapi pendakian abad ke 21 ini adalah akhlakul karimah. Oleh sebab itu sekolah ini menerapkan kekhasan kurikulumnya dengan pendekatan Project Based Qur’an, yaitu menggali nilai-nilai akhlak dalam al-qur’an untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Islam adalah agama akhlak, yang mengedepankan sikap-sikap humanis yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam berhubungan dengan lingkungan. Project Based Qur’an disekolah ini mempunyai jenjang-jenjang BPHA (Baca-Paham-Hafal-Aplikasi), yaitu sebagai berikut, pertama kemampuan peserta dididk membaca Al-Qur’an.

Kedua, memahami maknai Al-Qur’an dengan metode Tamyis, yaitu metode pemehaman dengan parodi atau nyanyian yang menyenangkan siswa. Ketiga menghafal Al-Qur’an dengan multi metode sesuai dengan gaya belajar siswa.

Keempat mengaplikasikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan Project Based Learning, yaitu peserta didik membuat karya, melakukan riset-riset ilmiah atau mendesain program-program kerja yang berkesinambungan dan berdampak besar bagi diri siswa dan lingkungannya.

Sumber dari materi-materi tersebut adalah dari Al-Qur’an. Tujuan akhir dari Project Based Qur’an adalah menjadikan peserta didik untuk tampil di masyarakat dan di mata dunia menjadi pribadi Muslim yang cerdas, unggul dalam bidangnya masing-masing dengan memancarkan cahaya akhlak Islam, yang santun, bertanggung jawab, toleran, penuh damai, menghargai pendapat orang lain dan mampu menyelesiakan masalah-masalah kehidupan ini dengan cara yang benar. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. (L/hna/P006/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.