Amman, MINA – Israel Senin (24/7) menarik pulang seorang staf keamanannya di Kedutaan Besar negara itu di Amman, Yordania, akibat insiden penembakan yang menewaskan dua warga sipil Yordania sehari sebelumnya.
Insiden ini membuat hubungan kedua negara memburuk. PM Israel Benyamin Netanyahu telah segera mengirim utusan khusus ke Amman dalam ikhtiar meredam insiden ini.Demikian diberitakan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Yordania adalah satu dari hanya dua negara-negara Arab yang mempunyai hubungan diplomatik dan menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel.
Fihak Jordan ingin menginvestigasi penjaga tersebut, namun Israel mengatakan, yang bersangkutan memiliki kekebalan diplomatik dan harus dipulangkan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kementerian Luar Negeri Israel menjelaskan, petugas keamanan menembak mati warga Yordania yang menusuknya dengan obeng di kompleks misi Amman dalam sebuah insiden pada Ahad malam. Staf itu terluka.Petugas keamanan bertindak untuk membela diri saat dia menembak penyerangnya.
Sementara itu ayahnya korban yang bekerja di kompleks kedutaan, mengatakan anaknya itu barulah berusia 16 tahun dan tidak memiliki hubungan dengan militan.
Korban lainnya dikabarkan adalah seorang dokter.
Israel menyensor laporan media mengenai insiden tersebut dengan dalih sebagai langkah untuk melindungi para diplomat dari aksi pembalasan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Ketegangan Israel-Yordania meningkat sejak Israel memasang detektor logam di tempat masuk ke kompleks masjid Al-Aqsha di Al-Quds setelah dua penjaga polisi ditembak mati oleh orang-orang bersenjata di sana pada 14 Juli. (P3/P1)
Mi’rai Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama