Brebes, 3 Rajab 1435/2 Mei 2014 (MINA) – Gunung Slamet di Provinsi Jawa Tengah ditingkatkan statusnya menjadi Siaga Level III setelah sebelumnya bersatus Waspada. Gunung berapi tertinggi di Jawa Tengah dan nomor dua di Pulau Jawa tersebut berlokasi di lima kabupaten, yakni Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga dan Banyumas.
Penetapan menjadi status Siaga III berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang diumumkan melalui Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Antisipasi kemungkinan terjadinya erupsi yang mengharuskan warga yang tinggal di wilayah berbahaya, mulai Jumat (2/5) Komando Distrik Militer (Kodim) 0713 Brebes, menempatkan personilnya di Posko Bencana Dukuh Cilik Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Personil satuan setingkat pleton ini bertugas membantu warga jika terjadi erupsi dan mengharuskan warga mengungsi.
“Kami siagakan personil TNI dari Kodim 01713 Brebes untuk membantu warga jika nanti harus ada evakuasi besar-besaran,” kata Dandim Brebes, Letkol Inf Cahyadi Imam Syuhada kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Menurutnya, posko yang akan menjadi titik kumpul evakuasi jika terjadi erupsi besar telah didirikan. Beberapa perlengkapan utama dan juga kendaraan untuk angkutan warga saat evakuasi juga telah disiapkan. Jalur evakuasi juga telah disurvai dan dipersiapkan termasuk pengaturan rute kendaraan saat mengangkut dan menjemput warga untuk dievakuasi.
Wilayah berbahaya yang banyak dihuni oleh warga ada di Dukuh Kaliwadas Desa Dawuhan yang berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Gunung Slamet. Sementara saat ini jarak berbahaya yang telah ditetapkan pada radius empat kilometer.
“saat ini baru terjadi erupsi atau letupan ringan dan radius empat kliometer dari puncak merupakan daerah berbahaya,” kata Cahyadi.
Sementara itu, Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, kini mulai mempersiapkan posko untuk dapur umum. Keberadaan dapur umum sangat penting mengingat relawan dari SAR dan lainnya telah mulai berdatangan untuk membantu warga. Tenaga medis juga mulai disiagakan di Posko Kesehatan yang juga mulai disiapkan oleh Puskesmas kecamatan setempat untuk melayani warga mengingat hujan abu dan pasir ringan terus terjadi.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
“Hal-hal yang terkait untuk kegawatdaruratan mulai kami siapkan untuk antisipasi segala kemungkinan,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Brebes, Subagyo.
Berdasarkan pantauan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), warga sekitar membenarkan adanya suara letupan beberapa kali. Letupan disertai semburan api dapat jelas terlihat pada malam hari, terutama saat cuaca cerah. Namun itu tidak mempengaruhi warga, dan belum ada warga yang mengungsi.
“Kemarin malam terjadi letupan dan semburan mirip kembang api di puncak gunung,” ujar Suratin (35) warga Dukuh Rembang, Desa Batursari.
Selain letupan juga ada getaran yang sangat terasa, bahkan membuat kaca jendela rumah bersuara akibat getaran itu. Meski tidak merusak bangunan rumah warga, tapi suaranya cukup jelas terdengar.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
“Tidak sampai rusak tapi suaranya jelas seperti kaca sedang dicongkel,” kata Suratin.
Meski begitu, warga tetap beraktivitas seperti biasa, seakan tak terpengaruh dengan peningkatan status Siaga III itu. Warga yang umumnya berpencaharian sebagai petani sayur, tetap pergi ke ladang melakukan kesibukan seperti biasanya.
Kepala Desa Batursari, Hadi Sutrisno menuturkan, hujan abu dan pasir ringan yang sempat terjadi, juga membuat warga senang. Menurut warga abu dan pasir Gunung Slamet itu diyakini akan menambah kesuburan lahan pertanian warga.
“Kalau hujan pasir warga berharap lebih tebal lagi, karena akan membuat tanah makin subur,” katanya (L/P07/EO2 )
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)